visitaaponce.com

10 Rekomendasi Film untuk Peringati Hari Lahir Pancasila, Seru dan Nasionalis

10 Rekomendasi Film untuk Peringati Hari Lahir Pancasila, Seru dan Nasionalis
Warga membawa lambang Garuda Pancasila.(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

ADA apa di tanggal 1 Juni?

Tanggal 1 Juni 2024 jatuh pada hari Sabtu. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.

Peringatan Hari Lahir Pancasila jadi momentum untuk mengingat dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.  Salah satu cara menanamkan nilainya adalah lewat film. 

Baca juga : Film Bioskop Tayang September 2023, Barat dan Indonesia

Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara bisa kamu temukan di sejumlah film karya anak bangsa yang sarat nilai persatuan dan kesatuan. 

Berikut ini rekomendasi film tentang nilai-nilai Pancasila yang keren untuk meningkatkan rasa persatuan dan kecintaan terhadap keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika !


1. Lima (2018)

Baca juga : 8 Rekomendasi Film Horor Indonesia 2023 Terbaru, Ada yang Kisah Nyata

 

Berangkat dari kegelisahan terhadap rendahnya kesadaran masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara, Sutradara Lola Amaria menggagas film berjudul Lima yang tayang serentak di semua bioskop di seluruh Indonesia pada 31 Mei 2018, sehari sebelum peringatan Hari Kelahiran Pancasila. Lewat film berdurasi 1 jam 50 menit ini, penonton diajak mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca juga : BPIP Lakukan Pengecekan Akhir Persiapan Upara Hari Lahir Pancasila

Film ini menceritakan kisah yang paling mendasar dalam kehidupan sehari-hari kita, yaitu Tuhan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan. 

Kisah bermula dari Fara, Aryo, dan Adi yang baru ditinggal wafat ibu mereka, Maryam. Tak hanya itu, asisten rumah tangga mereka, Ijah, juga turut merasa kehilangan. Sebuah perdebatan mengenai upacara pemakaman Maryam terjadi di antara ketiga anaknya. Maryam merupakan seorang Muslim dan hanya Fara yang seagama dengannya.
Di sisi lain, Fara, Aryo, dan Adi juga mengalami permasalahan lain, seperti Adi yang sering dirundung teman sekolahnya, Aryo yang harus menjadi pemimpin dalam persoalan warisan, serta Fara dengan permasalahan SARA di Pelatnas.
Film yang dibintangi Prisia Nasution ini merupakan garapan Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Adriyanto Dewo, dan Harvan Agustriansyah. 

 

Baca juga : Ini 5 Judul Baru Produksi Miles Films Kolaborasi Lintas Generasi Hingga 2026, ada Rangga & Cinta?

2. Sayap Kecil Garuda (2014).

Film Sayap Kecil Garuda mengisahkan seorang anak yang bernama Pulung yang diperankan Rizky Black yang mengalami kesulitan menghafal Pancasila. 

Namun, ia memiliki kelebihan dalam bidang visual, suatu ketika ia menang dalam lomba menggambar. Hadiah yang ia dapat diberikan kepada temannya yang buta namun suka menggambar.

Dalam upaya itu, ia bertemu dan menghadapi sejumlah kejadian yang perlahan membantunya mengetahui nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Film ini merupakan karya sineas Aditya Gumay. Film Sayap Garuda dibintangi Rizky Black hingga Aaliyah Massaid.

 

3. Pantja Sila: Cita-Cita & Realita (2016)

 

Film ini mengisahkan pidato Sukarno saat sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 1 Juni 1945. Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai hari kelahiran Pancasila, Dasar Negara Republik Indonesia. 

Selama 79 menit, penonton akan menyaksikan Tyo Pakusadewo yang berperan sebagai Bung Karno serta sutradara dan produser bersama Tino Saroengallo akan membawakan orasi dengan sela-sela sahutan dari beberapa tokoh.


4. Merah Putih (2009)

 

Film ini berlatar saat Indonesia sudah merdeka, tetapi masih harus melawan penjajah Belanda.
Para kadet yang berbeda latar belakang saling bersahabat pada zaman penjajahan Belanda 1947. Mereka yang selamat dari pembantaian tersebut kemudian bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa dan mengatur strategi untuk melawan Belanda.
Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor kenamaan Tanah Air seperti Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya dan Teuku Rifnu Wikana.

Merah Putih merupakan film pertama dari Trilogi Merdeka, yang diikuti oleh Darah Garuda dan Hati Merdeka.

 

5. Darah Garuda (2010)

Sebagai bagian dari fim Trilogi Merdeka, Darah Garuda menghadirkan karakter yang sama sebagaimana yang ditampilkan dalam Merah Putih. Kali ini, keempat sekawan harus berhadapan dengan kelompok gerilyawan lainnya.

Kelompok heroik kadet yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947. Mereka terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu, dan konflik dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda. 
Di sini, mereka harus bersatu dan saling percaya karena yang mereka kejar adalah satu, yakni kemerdekaan.


6. Hati Merdeka (2011)

FIlm Hati Merdeka merupakan bagian terakhir dari Trilogi Kemerdekaan. Masih dibintangi oleh nama-nama yang sama, kali ini Hati Merdeka berkisah saat kesetiaan keempat sekawan ini kembali diuji. 

Mereka diuji dengan mundurnya pimpinan mereka, Amir (Lukman Sardi) dari Angkatan Darat. Misi mereka adalah membalaskan dendamkepada Kolonel Raymer yang telah membunuh seluruh keluarga Tomas (Donny Alamsyah) di awal trilogi ini. Tomas telah dipilih sebagai pemimpin baru dari kelompok kadet ini. Sejauh mana revolusi ini bisa menghancurkan kejahatan dan tetap mempertahankan idealismenya?.

 

7. Soekarno (2013)

 

Soekarno merupakan film biopik Soekarno (Ario Bayu) yang memperjuangkan hak-hak Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang. Kisah-kisah jelang kemerdekaan pun ditampilkan hingga akhirnya berhasil memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia, dengan dibantu sahabat-sahabatnya. Dalam kisah ini juga ada sosok perempuan yang selalu mendukung karir dari Soekarno yaitu Inggit dan Fatmawati, konflik juga sempat terjadi dalam kisah asmara Soekarno. Hingga pada akhirnya Indonesia bisa merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan ditandakan pembacaan proklamasi oleh Soekarno.
Film garapan Hanung Bramantyo ini banyak dibintangi sederet artis papan atas seperti Maudy Koesnaedi, Lukman Sardi, Tika Bravani, Ferry Salim, dan Tanta Ginting.


8. 3 Srikandi (2016)


Nilai-nilai pancasila gak selalu harus ditemui di medan pertempuran. Dalam dunia olahraga pun, khususnya soal perjuangan para atlet.
Film 3 Srikandi sendiri menceritakan tentang kisah nyata perjuangan 3 atlet panahan putri yang meraih medali perak di Olimpiade Seoul 1988. Dalam film yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari (sebagai Nurfitriyana Saiman), Chelsea Islan (sebagai Lilies Handayani), Tara Basro (sebagai Kusuma Wardhani), dan Reza Rahardian (sebagai Donald Pandiangan) itu, memiliki banyak nilai – nilai tentang perjuangan dan kesetaraan gender.
Film 3 Srikandi sebuah film keyakinan seorang perempuan menentukan pilihan hidup dan kekuatan untuk mempertanggung jawabkannya tergambarkan baik dalam film ini. Dan perjuangan untuk menang-nya pun menghidupkan semangat Nasionalisme.

 

9. Tanah Air Beta (2010)
 

Film ini menceritakan tentang terpisahnya keluarga akibat pelepasan Timor Timur pada tahun 1999. Nilai-nilai persatuan dan Pancasila akan sangat ketara kerasa dalam film ini. 
Saat Timor-Timur berpisah dari Indonesia, terselipkan kisah Merry yang terpisah dari kakaknya Mauro anak dari Tatiana. Tatiana yang tinggal bersama Merry sangat meridukan Mauro, hingga suatu saat ada informasi bahwa kemungkinan bisa bertemu dengan Mauro.
Film ini disutradarai oleh Ari Sihasale yang dibintangi antara lain oleh Alexandra Gottardo, Lukman Sardi, Asrul Dahlan, dan lainnya.


10. Sokola Rimba (2013)

Sokola Rimba adalah film hasil adaptasi catatan pengalaman aktivis pendidikan Butet Manurung yang mengajar di hutan Bukit Duabelas, Jambi. 
Film ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak semua orang, termasuk anak-anak suku Dayak yang tinggal di pedalaman Kalimantan.
Petualangan Butet dan persahabatan dengan anak-anak rimba harus menghadapi tantangan besar baik dari dunia luar, maupun dari dalam masyarakat rimba sendiri.
Ketulusan Butet tersebut berseberangan dengan kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini kalau kemampuan membaca dan menulis hanya akan membawa petaka bagi kampung mereka. Namun, Butet tidak pantang menyerah dan terus mengajar.
Flm yang dirilis  21 November 2013 ini diproduseri oleh Mira Lesmana dan disutradarai Riri Riza. Sedangkan pemeran utama wanitanya ialah Prisia Nasution yang memerankan Butet Manurung. 
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat