Data Sequence Patogen Bisa Dikapitalisasi oleh Pengembang Vaksin Negara Maju
![Data Sequence Patogen Bisa Dikapitalisasi oleh Pengembang Vaksin Negara Maju](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/0f097169d19d2e5d2d3cd2640776dd09.jpeg)
AHLI biologi molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo menilai bahwa pembahasan inisiatif akses patogen dalam Pandemic Treaty alot salah satunya terkait penggunaan data sequence dari patogen.
"Benar nampaknya memang alot terutama mengenai akses patogen atau Pathogen Access and Benefit Sharing (PABS), dimana salah satu isunya penggunaan data sequence dari patogen yang akan berguna untuk diagnostik dan juga pembuatan vaksin," kata Ahmad saat dihubungi, Minggu (2/6).
Dari sisi sequence sebenarnya sudah bisa diakses secara mudah ketika peneliti dari negara yang bersangkutan memang mempublikasinya di jurnal ilmiah, seperti yang dilakukan oleh Tiongkok.
Baca juga : Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Ia menjelaskan Tiongkok tidak akan khawatir melakukan publikasi data sequence pathogen yang menimpanya karena infrastruktur industri kesehatan Negeri Tirai Bambu itu memang sudah bagus, dari aspek pengembangan hingga produksi alat diagnostic PCR dan vaksin.
"Hanya saja buat Indonesia, ekosistem kita dari mulai penelitian hingga industri kesehatan masih relatif kurang maksimal, sehingga dikuatirkan informasi sequence genomic pathogen dari indonesia, di kapitalisasi oleh pengembang vaksin negara maju dan kita tidak dapat benefit yang setara," ujar dia.
Meski begitu menurutnya peneliti di Indonesia sudah mampu melakukan aktivitas sequence, jika patogen baru penyebab pandemi/wanah muncul di Tanah Air. Peneliti juga akan mampu untuk menggunakannya dalam membuat alat diagnostik dan vaksin.
"Pengalaman masa covid-19 menunjukkan Indonesia mampu membuat kit diagnostik seperti PCR dan juga membuat vaksin meskipun memang lebih lama daripada yang dikerjakan oleh perusahaan swasta luar negeri," pungkasnya. (H-2)
Terkini Lainnya
Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
President University Gelar Seminar Menuju Precision Medicine Melalui Pemetaan Genom
Pemeriksaan Ini Bantu Tentukan Terapi Kanker Berdasar Profil Genomik
Ini Rekomendasi PDPI Hadapi Lonjakan Kasus Omikron di Indonesia
Komnas KIPI: Tidak Ada Istilah Medis Detoksifikasi Vaksin Covid-19
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Peringatan Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ada sejak 2021
Menkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Diketahui sejak Covid-19
Komnas KIPI: Tidak Ada Efek Samping Berbahaya Vaksin AstraZeneca di Indonesia
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap