Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi
![Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/53e0fccd2b67c21fefb44a82bc8b524d.jpeg)
DIREKTUR Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan akses patogen atau Pathogen Access and Benefit Sharing (PABS) dari pembentukan instrumen internasional baru untuk mengatasi persoalan kesiapsiagaan dan respons pandemi bernama Pandemic Treaty/Pandemic Agreement bisa memungkinkan waktu lebih cepat dalam penanggulangan pandemi di masa depan.
Ia menjelaskan jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
"Akses patogen sangat berguna karena bisa dibuat vaksin dan pengobatan secara cepat dengan target 100 hari atau lebih cepat dari jarak temuan kasus covid-19 hingga penyuntikan vaksin yang butuh waktu 1 tahun," kata Tjandra saat dihubungi, Minggu (2/6).
Baca juga : Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Oleh karena itu diharapkan ada penghematan waktu menjadi 100 hari dari pemeriksaan lab hingga penyuntikan vaksin pertama tapi harus caper patogen diserahkan. Itulah yang yang diminta oleh negara-negara maju
Pada dasarnya semua negara setuju bahwa patogen harus diserahkan demi masyarakat dunia. Namun dengan catatan akses patogen tersebut seharusnya berjalan bersamaan antar negara dan memiliki benefit. Sehingga ketika ada perusahaan yang menerima patogen tersebut, maka perlu juga memberikan benefit kepada negara lain.
"Benefit tersebut baik secara langsung seperti pemberian dana kepada WHO untuk melakukan pembinaan untuk hadapi pandemi. Benefit lainnya adalah ketika vaksin sudah jadi maka negara yang mengirim patogen tersebut harus mendapatkan juga dengan harga terjangkau," ujar dia.
Diketahui terjadi negosiasi yang sangat alot telah dilakukan lebih dari 10 kali hingga batas waktu pada tanggal 24 Mei 2024. Namun, masih ada beberapa pasal yang belum disepakati, terutama mengenai Pathogen Access and Benefit Sharing (PABS), pencegahan dan instrumen One Health, transfer teknologi dan ilmu pengetahuan, no-fault compensation, dan pendanaan.
Terkini Lainnya
Belajar dari Covid-19, Akses Patogen Dibutuhkan Cegah Pandemi Baru
Pentingnya Solusi Berbasis Teknologi untuk Cegah Pandemi Baru
Traktat Pandemi WHO Dinilai tidak Adil untuk Negara Berkembang
Jaringan Keselamatan Kesehatan Global Dapat Dibangun Sepenuhnya Dengan Mengikutsertakan Taiwan.
Kasus Penyakit Autoimun Diprediksi Meningkat Pasca Covid-19, Perempuan Waspadalah!
Data Sequence Patogen Bisa Dikapitalisasi oleh Pengembang Vaksin Negara Maju
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Mengenal Patogen dan Contohnya
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap