visitaaponce.com

Mengenal Patogen dan Contohnya

Mengenal Patogen dan Contohnya
Ilustrasi.(Freepik.)

DALAM dunia kesehatan, patogen merupakan mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan infeksi pada manusia dan hewan. Berbeda dengan mikroorganisme normal yang bersifat benign atau jinak, seperti probiotik di saluran cerna atau flora normal di kulit dan vagina, patogen dapat menjadi pemicu serius penyakit.

Meskipun kategorisasi sebagai kuman, probiotik dan flora normal justru berperan sebagai pertahanan tubuh. Mereka tidak hanya melindungi tubuh dari berbagai patogen, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota.

Patogen dapat menyerang tubuh manusia dan memicu penyakit ketika sistem kekebalan tubuh sedang melemah. Faktor risiko melibatkan masuknya patogen melalui luka atau cedera, konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, dan kontak erat dengan individu yang sedang sakit.

Mengenal jenis-jenis patogen 

Infeksi dan penyakit yang diakibatkan patogen memiliki kompleksitas tertentu yang dipengaruhi jenis patogen yang menyerang serta kekuatan sistem kekebalan tubuh individu dalam meresponsnya. Berikut jenis-jenis patogen yang perlu Anda pahami.

Baca juga: Bagian-Bagian Telinga Manusia serta Proses Mendengar pada Hewan

1. Bakteri.

Bakteri ialah mikroorganisme yang berukuran kecil, dapat menimbulkan infeksi dengan cara menghasilkan toksin, merusak jaringan tubuh, serta berkembang biak. Pneumonia bakterial, tuberkulosis, kolera, diare, tifus, dan leptospirosis ialah beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri. Dalam kondisi tertentu, bakteri juga dapat mengakibatkan infeksi serius seperti meningitis dan sepsis.

2. Virus.

Virus ialah patogen yang hanya bisa hidup dalam sel-sel tubuh, memiliki potensi menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari covid-19 yang disebabkan virus korona, cacar air akibat Varicella zoster, hepatitis B dan C, hingga kanker serviks yang dipicu oleh virus HPV.

3. Jamur.

Jamur, yang umumnya tumbuh di lingkungan lembap dan hangat, dapat menyerang berbagai bagian tubuh manusia, termasuk kulit, mata, paru-paru, dan saluran pencernaan. Infeksi jamur, meskipun jarang terjadi pada individu sehat, dapat lebih mudah menyerang mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti imunodefisiensi, malanutrisi, diabetes, atau yang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Baca juga: Mengenal Jumlah dan Fungsi Kromosom dalam Berbagai Organisme

4. Protozoa.

Protozoa ialah patogen yang dapat hidup bebas di air atau dalam tubuh, dapat memasuki tubuh manusia melalui organisme lain, seperti nyamuk. Penyakit yang diakibatkan oleh protozoa meliputi malaria, trikomoniasis, toksoplasmosis, dan disentri.

5. Cacing.

Cacing ialah patogen dengan ukuran yang paling besar, dapat hidup di berbagai organ tubuh manusia, seperti saluran pencernaan, kulit, paru-paru, dan otak. Beberapa jenis penyakit yang diakibatkan oleh infeksi cacing meliputi ascariasis, strongyloidiasis, dan sistiserkosis.

6. Kutu atau tungau.

Kutu atau tungau ialah parasit yang hidup di kulit manusia, berkembang biak dengan bertelur, dan mengisap darah inangnya. Kutu rambut, kutu kemaluan, dan kudis ialah jenis kutu yang sering menyebabkan infeksi parasit pada manusia.

Penyebaran patogen

Setiap jenis patogen memiliki kemampuan untuk menyebar melalui berbagai jalur yang beragam. Penyebaran dapat terjadi melalui tanah, air, makanan yang terkontaminasi, kontak seksual, hingga melibatkan gigitan serangga. 

1. Penyebaran melalui tanah.

Beberapa patogen dapat hidup dan bertahan di lingkungan tanah. Manusia atau hewan yang berinteraksi dengan tanah yang terkontaminasi dapat terkena patogen tersebut. Faktor-faktor seperti kelembapan dan jenis tanah juga dapat memengaruhi kemampuan patogen untuk bertahan dan menyebar.

2. Penyebaran melalui air.

Udara juga menjadi media penyebaran bagi beberapa jenis patogen. Misalnya, mikroorganisme dapat terbawa oleh partikel debu atau tetes air yang tersebar di udara. Ini dapat menjadi cara yang efisien untuk penyebaran patogen, terutama di daerah dengan populasi manusia yang padat.

3. Penyebaran melalui makanan yang terkontaminasi.

Makanan yang terkontaminasi patogen menjadi sumber penyebaran yang signifikan. Mulai dari bakteri hingga virus, patogen dapat menginfeksi manusia melalui konsumsi makanan yang tidak higienis atau terkontaminasi. Penting untuk memastikan praktik sanitasi yang baik dalam pengolahan dan penyimpanan makanan.

4. Penyebaran melalui kontak seksual.

Beberapa patogen, terutama yang ditularkan melalui hubungan seksual, dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular seksual (PMS). Langkah-langkah pencegahan, seperti penggunaan kondom, menjadi penting dalam mengurangi risiko penyebaran patogen ini melalui kontak seksual.

5. Penyebaran melalui gigitan serangga.

Beberapa penyakit menular dapat disebarkan melalui gigitan serangga yang berperan sebagai vektor. Misalnya, nyamuk dapat membawa dan mentransmisikan patogen seperti virus Zika atau demam berdarah. Pengendalian vektor menjadi kunci untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Contoh bakteri patogen

Berbagai jenis patogen memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit pada manusia. Pemahaman mendalam mengenai karakteristik masing-masing patogen dapat membantu dalam pencegahan dan penanganan yang efektif. Berikut beberapa jenis bakteri patogen yang dapat mengancam kesehatan manusia.

1. Listeria monocytogenes.

Listeria monocytogenes ialah bakteri patogen yang umumnya ditemukan pada makanan mentah atau setengah matang, seperti daging, ikan, atau sayuran. Bakteri ini memiliki kecenderungan untuk menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan, menghasilkan gejala seperti mual, muntah, dan diare. Penting untuk menghindari konsumsi makanan yang tidak dimasak dengan baik guna mencegah infeksi Listeria.

2. Salmonella sp.

Salmonella sp. ialah bakteri patogen yang sering terdapat pada makanan yang tidak dimasak dengan baik, termasuk telur, daging ayam, daging sapi, dan produk susu sebelum dipasteurisasi. Infeksi usus atau salmonellosis yang disebabkan oleh Salmonella sp. dapat menyebabkan gejala demam, diare, dan muntah. Praktik pengolahan dan memasak makanan dengan tepat dapat membantu mencegah kontaminasi Salmonella.

3. Staphylococcus aureus.

Staphylococcus aureus ialah bakteri patogen yang dapat ditemukan pada kulit manusia dan makanan yang tidak memenuhi standar kebersihan. Selain menyebabkan infeksi kulit, bakteri ini juga dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih dan usus. Infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dapat menjadi serius dan memerlukan perawatan medis yang tepat.

4. Clostridium perfringens.

Clostridium perfringens ialah bakteri patogen yang umumnya ditemukan pada makanan dengan suhu penyimpanan yang tidak sesuai, khususnya pada makanan yang sudah dimasak seperti nasi atau daging. Infeksi atau keracunan makanan yang disebabkan oleh Clostridium perfringens dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan diare. Penting untuk menjaga kebersihan dan praktik penyimpanan makanan yang tepat.

5. Escherichia coli (E. coli).

Escherichia coli, atau E. coli, ialah bakteri patogen yang biasanya ditemukan pada daging sapi yang tidak dimasak dengan baik, sayuran mentah, dan air. E. coli dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi usus, dan sindrom hemolitik uremik yang dapat merusak ginjal. Mewaspadai sumber kontaminasi dan memastikan pemrosesan makanan yang aman dapat membantu mengurangi risiko infeksi E. coli.

Mencegah penyebaran bakteri patogen

Pencegahan penyebaran bakteri patogen merupakan aspek krusial dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat. Langkah-langkah preventif yang dapat diambil mencakup berbagai aspek kebersihan dan kebiasaan hidup bersih. Berikut rinciannya.

1. Cuci bersih bahan makanan.

Mencuci bersih bahan makanan sebelum digunakan ialah langkah awal yang penting. Selain meminimalisasi risiko kontaminasi bakteri patogen, ini juga membantu menghilangkan residu pestisida atau zat kimia lain. Perlu diperhatikan bahwa mencuci bahan makanan melibatkan teknik yang baik, seperti menggosok buah dan sayuran secara menyeluruh dan memastikan daging benar-benar bersih.

2. Jaga kebersihan lingkungan sekitar.

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar, termasuk tempat tinggal, tempat kerja, atau ruang umum lain, merupakan langkah preventif yang sangat efektif. Disinfeksi secara rutin permukaan yang sering disentuh, seperti tombol lift, pegangan pintu, atau permukaan meja, membantu mengurangi potensi penularan bakteri patogen.

3. Hindari penggunaan barang bersama.

Pemahaman akan kemampuan bakteri patogen untuk bertahan hidup pada permukaan benda menjadi penting. Oleh karena itu, menghindari penggunaan barang bersama seperti handuk, sikat gigi, gelas, sendok, dan garpu dapat meminimalkan risiko penyebaran bakteri antarindividu. Pemilik rumah tangga sebaiknya memiliki peralatan dan barang pribadi masing-masing untuk menghindari potensi kontaminasi.

4. Jaga kebersihan diri.

Kunci pencegahan ialah menjaga kebersihan diri secara konsisten. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik menjadi langkah dasar yang harus diintegrasikan dalam rutinitas sehari-hari. Selain itu, penggunaan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% dapat menjadi alternatif efektif saat air dan sabun tidak tersedia.

Melalui kombinasi ketat dari langkah-langkah ini, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mengurangi risiko penyebaran bakteri patogen. Kesadaran tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan kebersihan lingkungan menjadi fondasi untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan terlindungi dari potensi ancaman kesehatan. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat