visitaaponce.com

Warga Aceh di Mekah Terima Dana Wakaf Habib Bugak Asyi

Warga Aceh di Mekah Terima Dana Wakaf Habib Bugak Asyi
Jemaah Kloter 1 terima dana wakaf Baitul Asyi.(Dok. Kemenag)

SEBANYAK 5.850 warga Aceh menerima dana wakaf dari Baitul Asyi --lembaga yang mengelola dana wakaf Habib Bugak Asyi, seorang warga Arab yang pernah tinggal di Aceh pada era 1.800-an.

Warga Aceh yang menerima wakaf itu terdiri dari 4.716 jemaah haji asal Aceh, ditambah 1.134 tenaga musiman (temus) dan mahasiswa asal Aceh.

Pembagian dana itu dilakukan usai salat Asar di Baitul Asyi Misfalah, Mekah (2/6). Pembagian dana dibagi menjadi beberapa tahap. Untuk tahap awal, dibagi kepada jemaah kloter 2. Masing-masing jemaah mendapatkan 1.500 riyal atau Rp6,5 juta dan satu mushaf Al-Quran.

Baca juga : Kelelahan, Seorang Jemaah Haji Kloter 4 Aceh Wafat

Para warga aceh mengaku senang dan terharu menerima wakaf ini. Cut Halimatussadiah, 53,  jemaah asal Bireuen, Aceh, misalnya, mengaku senang dan terharu mendapatkan wakaf dari nenek moyang mereka. Wakaf itu katanya akan digunakan untuk hal yang bermanfaat.

"Terharu, senang, Alhamdulillah. Uangnya mau diwakafin lagi, berbagi ke orang lain,” ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Khalidin, jemaah kloter 2 asal Bireuen. Dia mengatakan menerima wakaf bersama ibunya juga. Hasil wakaf Alquran akan disumbangkan ke Masjidil Haram.

Baca juga : Jemaah Haji Kloter 2 Aceh Diterbangkan ke Jeddah

"Saya sangat senang. Untuk mama bilang Al-Qurannya mau diwakafkan ke Masjidil Haram,” katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Pemerintah Aceh, Yusrizal mengatakan pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan ini. Dia berharap wakaf ini bisa menjadi contoh bagi warga Aceh lain untuk terus berbuat kebaikan.

"Memotivasi kita sekalian untuk tetap berwakaf sekecil apapun dalam bentuk apapun,” ucap Yusrizal di lokasi pembagian wakaf.

Baca juga : 7 Jemaah Haji Asal Provinsi Aceh Meninggal Dunia di Arab Saudi

Yusrizal mengatakan, pemerintah Aceh awalnya mendata warganya yang akan pergi haji tahun ini. Data tersebut lalu dikirimkan ke nadzir atau pengelola wakaf. Setelah itu data tersebut akan diproses untuk pemberian wakaf yang dilakukan setiap setahun sekali setiap musim haji.

Setelah dilakukan pendataan, pemerintah Aceh akan memberikan kartu kepada para penerima wakaf sebelum mereka berangkat ke Mekah. Kartu tersebut harus dibawa untuk ditukarkan saat menerima wakaf. "Pembagian wakaf ini ada kartunya dari Pemerintah Aceh,” ucapnya.

Sementara itu Syekh Abdul Latif Baltou selaku nadzir wakaf Habib Bugak Asyi, mengatakan Habib Bugak sangat cinta kepada warga Aceh sehingga wakaf ini masih berlangsung meski 200 tahun sudah berlalu.

Baca juga : Kedermawanan Aceh Bangun Dua Sumur Wakaf untuk Palestina

"Habib Bugak sangat cinta kepada kita semua. Maka dari itu berdoalah (untuk beliau)," ucap Syekh Abdul.

Dia juga berpesan kepada para jemaah haji asal Aceh untuk selalu menjaga waktu. Manfaatkan waktu selama di Tanah Suci ini untuk beribadah dan berbuat kebaikan. "Kalau lah di negeri kita di Aceh kita banyak makan, banyak bicara. Tetapi ketika kita berada di Kota Mekah sedikitkanlah hal itu. Perbanyaklah ketaatan kepada Allah SWT," katanya.

Dikutip dari website Kemenag, wakaf itu berawal Habib Bugak Al Asyi dua abad lalu. Kala itu pada 1800-an, Habib Bugak yang berasal dari Arab Saudi pergi ke Aceh.

Saat berada di Aceh, Habib Bugak memiliki gagasan untuk mengumpulkan uang untuk membeli tanah di Mekah untuk diwakafkan kepada jemaah haji asal Aceh. Dana tersebut berasal dari uang Habib Bugak dan juga urunan dari masyarakat Aceh kala itu. (P-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat