Ruang Inklusif untuk Difabel di Indonesia Belum Tercipta Menyeluruh
![Ruang Inklusif untuk Difabel di Indonesia Belum Tercipta Menyeluruh](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/a5561d4daf907e5bbc7ae82e53eb3d00.jpg)
KESADARAN inklusi sosial telah meningkat di tengah masyarakat tetapi masih ada sarana dan fasilitas di ruang publik yang belum mengakomodasi kebutuhan bagi kelompok difabel di Indonesia. Hal tersebut menjadi keresahan bagi mereka untuk mendapatkan hak yang setara dalam menjalani kehidupan.
Beberapa hal mendasar seperti akses kursi roda di transportasi umum, mal, atau tempat menunggu armada transportasi umum yang tidak terjangkau bagi kelompok difabel seperti tangga yang curam dan terlampau tinggi membuat kelompok difabel dan pendampingnya tidak difasilitasi dalam menjalani keseharian.
Belum lagi, kebutuhan dan hak hidup seperti pendidikan dan pekerjaan yang masih sangat eksklusif bagi kelompok difabel yang spektrumnya beragam.
Baca juga : Makassar Siap Sambut Peserta Forum Tingkat Tinggi ASEAN untuk Disabilitas
“Sekarang ini memang anak dengan kebutuhan khusus sudah diterima dengan baik di masyarakat dibandingkan dengan dulu-dulu. Sekolah juga banyak yang menerima. Walaupun, sebenarnya dari sisi pemerintah masih belum detail dalam memberikan fasilitas kesetaraan ke teman difabel yang ragamnya banyak,” kata Co-Founder & Humas Forkesi (Forum Keluarga Spesial Indonesia) Nisa Rahmat dalam sesi gelar wicara di mal Senayan Park, Jakarta, Sabtu, (15/6) dalam rangkaian Summer Holiday.
Sementara itu, Amanda Andono dari Rumah Cerebral Palsy yang juga merupakan orang tua dari anak dengan cerebral palsy menambahkan, selain perbaikan fasilitas umum yang harus diselenggarakan lebih jauh adalah menjamin kenyamanan teman-teman difabel dalam berkegiatan sehari-hari.
“Harusnya fasilitas umum seperti toilet, tempat cuci tangan, itu juga mengakomodasi teman-teman yang menggunakan kursi roda. Beberapa tempat seperti mal memang sudah tapi masih banyak juga yang belum,” kata Amanda dalam kesempatan sama dengan Nisa.
Amanda melanjutkan, advokasi terhadap hak-hak difabel harusnya bukan saja dilakukan oleh komunitas. Justru pemerintah harus dituntut bisa menyelenggarakan kebutuhan mendasar dan menjamin kenyamanan semua kelompok dalam beraktivitas sehari-hari.
“Berharap dengan terus bersuara juga bisa membuka pikiran semua orang dan bisa memasukkan kebutuhan-kebutuhan teman-teman difabel ke dalam pembangunan-pembangunan infrastruktur dan fasilitias umum,” kata Amanda. (Z-8)
Terkini Lainnya
Mensos Tekankan Pentingnya Ciptakan Ruang yang Sama bagi Disabilitas
Kelompok Difabel Harus Mendapat Perlakuan Khusus Jika Berhadapan dengan Hukum
Berbagi Berkah Ramadan di Wihara Dhanagun
KPU Manggarai Barat Pastikan Pemilu 2024 Ramah Difabel
Festival Setara & Berdaya jadi Momen Mengedukasi Masyarakat
DPRD Kabupaten Bogor Dukung Keberadaan Special Olympics Indonesia
7 Tips Perencanaan Keuangan untuk Penyandang Disabilitas
Penyandang Disabilitas Berhak Akses Informasi Kesehatan Memadai
Fashion Designer Eni Joe Bangga Penyandang Disabilitas bisa Tampil Modis Lewat Karyanya
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap