visitaaponce.com

Haedar Nashir Sebut Ritual Penyembelihan Hewan Kurban Merupakan Dekonstruksi Ruhaniah

Haedar Nashir Sebut Ritual Penyembelihan Hewan Kurban Merupakan Dekonstruksi Ruhaniah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menekankan pentingnya menjadikan harta dan kekuasaan sebagai amal shaleh. (MI/Widjajadi)

KETUA Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan sebanyak apapun harta, kekuasaan, dan segala kekayaan di dunia sungguh kehilangan makna dan faedah, manakala ditumpuk tanpa dijadikan amal shaleh.

"Ketika menghadap Allah di Hari Akhirat, apa yang hendak disetorkan dan menjadikan modal kita masuk surga," tanya Haedar, Senin (17/6).

Oleh sebab itu, setiap muslim jadilah hamba-hamba kekasih Allah yang rela berkorban untuk kebaikan hidup orang banyak agar hidup ini bermakna utama. Dasar dan pusat seluruh ibadah itu ialah pengabdian total kepada Allah yang berbasis tauhid.

Baca juga : Berikut Daftar Lokasi Salat Idul Adha Muhammadiyah di Jakarta

"Mengesakan Tuhan yang membawa dampak profetik pada seluruh kehidupan setiap insan muslim yang menjalankannya. Agar manusia hidup tidak sekadar hidup sebagaimana habitat hewan dan tumbuhan. Namun hidup yang memiliki fondasi dan orientasi nilai yang luhur dan bermakna," imbuh Haedar dalam siaran pers.

Haedar mengungkapkan hidup hewan dan tumbuhan meski sama-sama berfaedah, mereka hanya mengikuti sunatullah lahir dan mati. Manusia diberi tugas khusus yang bermakna sekaligus berfaedah yakni beribadah (QS Adz-Dzariyat: 56) dan menjalankan kekhalifahan di muka bumi (QS Al-Baqarah: 30; Hud: 60).

Tujuan beribadah agar hidup manusia selamat di dunia dan akhirat (QS Al-Baqarah: 201) untuk meraih ridla dan karunia Allah (QS Al-Fath: 29). Bukan hidup sekadar hidup untuk kemudian mati tanpa arti.

Baca juga : Ketum PP Muhammadiyah: Idul Adha Hidupkan Kembali Jiwa dan Semangat Berbagi

"Jika manusia sekadar hidup untuk memenuhi kepentingan inderawi seperti makan, minum, hasrat biologis, dan hal-hal duniawi semata, maka derajat kehidupannya belum memenuhi syarat sebagai insan fi ahsan at-taqwim," ungkap Haedar.

Oleh sebab itu, lanjut Haedar, momentum idul adha dalam ritual penyembelihan hewan kurban, sejatinya merupakan proses dekonstruksi ruhaniah secara total agar setiap muslim keluar dari belenggu hasrat-hasrat primitif menuju martabat insan mulia.

"Mari kita terus bermunajat kepada Allah agar pasca-Idul Adha segenap Muslim makin menjadi insan yang shaleh, yang mau berkorban dalam menunaikan kebajikan dan ketaqwaan. Seraya dengan itu insan beriman harus berani menjauhi yang buruk dan munkar agar kehidupan dilimpahi berkah Allah. Hidup di dunia ini sejatinya fana yang harus diisi dengan iman, ilmu, dan amal shaleh yang membawa keselamatan di akhirat kelak nan abadi," tutur Haedar.

Baca juga : Muhammadiyah Imbau Salat Id di Rumah dan Sembelih Hewan Kurban di RPH

Haedar mengajak umat Islam untuk terus menanam benih-benih kebaikan dalam hidup yang tidak terlalu lama ini, sehingga ketika menghadap Allah sudah berbekal amal shaleh dan menutup lembaran hidup ini dengan husnul khatimah.

"Kita tidak tahu kapan Allah mengambil ajal kita, karena hidup dan mati setiap insan sepenuhnya di tangan Allah. Jangan menunda-nuda waktu untuk berbuat kebaikan termasuk dalam berqurban, karena kita sungguh tidak tahu ambang batas hidup ini," ungkap Haedar.

Oleh sebab itu, ia mengajak umat Islam menjadikan kehidupan ini penuh arti dengan fondasi iman, Islam, dan ihsan yang bermuara taqwa guna meraih kebahagiaan di dunia akhirat dengan meraih surga jannatun na'im dalam rengkuhan ridha dan karunia Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat