visitaaponce.com

Perguruan Tinggi Swasta Dihadapkan Tantangan Akselerasi Kualitas

Perguruan Tinggi Swasta Dihadapkan Tantangan Akselerasi Kualitas
2nd Leadership Talks: Diskusi Kepemimpinan Perguruan Tinggi 2024(Dok)

KAMPUS Universitas Tarumanagara (Untar) menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara 2nd Leadership Talks: Diskusi Kepemimpinan Perguruan Tinggi 2024, di Auditorium Kampus Untar,Jakarta, Selasa (24/6).

Forum kepemimpinan PTS ini merupakan hasil kolaborasi antara Untar dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III (LLDikti III) DKI Jakarta mengusung tema "Managing Reputation through Quality Education for Sustainability". 

Forum yang dihadiri para pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS ) di bawah naungan LLDikti III ini bertujuan membahas strategi pengelolaan reputasi melalui pendidikan berkualitas yang dapat berkontribusi pada keberlanjutan. Dalam sambutannya, Rektor Untar Agustinus Purna Irawan, menyampaikan terdapat masalah klasik yang dihadapi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Diantaranya, meliputi pengelolaan PT untuk mencapai kinerja yang tinggi sehingga dapat mempertahankan jumlah mahasiswa untuk keberlanjutan. Ia berharap acara ini dapat menjadi wadah bagi PT untuk mendiskusikan peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Baca juga : Polemik UKT, Pengamat: Pendidikan Jangan Dikelola dengan Mekanisme Pasar

"Melalui Leadership Talks ini saya berharap kita dapat belajar banyak dan memperoleh inspirasi baru untuk peningkatan mutu di lembaga masing-masing," tandas Agustinus. 

Kepala LLDikti III Toni Toharudin mengutarakan transformasi pendidikan saat ini menjadi strategi penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.

Ia menegaskan Leadership Talks sangat penting bagi pimpinan PT untuk mengatasi tantangan dan permasalahan kompleks di era saat ini. Dialog kepemimpinan seperti ini menjadi refleksi bagi PT untuk segera mengakselerasi kualitas pendidikan tinggi.

Baca juga : DPR Minta PTN Lebih Kreatif Cari Pendanaan Agar Tak Bebankan Mahasiswa

"Di era yang terus berkembang, PT perlu mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan dan pemahaman yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat," tegas Toni

Toni menambahkan, kolaborasi dalam Leadership Talks diharapkan dapat menciptakan sinergi antara dunia pendidikan dan industri yang menghasilkan pemimpin yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga relevan terhadap tuntutan zaman saat ini.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek Abdul Haris hadir sebagai pembicara kunci dengan judul "Kebijakan Pengembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia untuk Keberlanjutan".

Baca juga : Tak Penuhi Standar, Setiap Tahun 200-an PTS Dimerger

Guru Besar UI ini menyatakan reputasi adalah kunci keberhasilan suatu institusi.

“Reputasi yang baik menjadi sebuah indikasi yang memengaruhi pandangan pemangku kepentingan terkait kapabilitas suatu institusi,” tandasnya.

Haris menambahkan Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi diperlukan strong leadership maka kegiatan atau penguatan Leadership Talka ini penting diteruskan.Pimpinan PT disamping sebagai academic leader juga sebagai entrepreneur leader di dalam mengelola institusi.Dengan begitu

Baca juga : Jalur Mandiri: Panen Raya Perguruan Tinggi Negeri, El Nino Perguruan Tinggi Swasta

Pengelola institusi perguruan tinggi juga harus pandai, dalam pelaksanaan Tridharma yang menghasilkan sesuatu yang memiliki relevansi dan lulusan-lulusan yang berkiprah di dunia usaha menjadi bagian dari modal untuk terus menguatkan dan mendapatkan revenue atau tambahan.

Haris juga mengakui dan mengapresiasi keberadaan PTS sudah membantu pemerintah, akses dari 9,8 juta mahasiswa dari seluruh Indonesia, yang di kelola perguruan tinggi, sekitar 5 juta mahasiswa kontribusi dari PTS." Jadi PTS telah ikut membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa," tukas Haris. .

Sementara, Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Ari Purbayanto yang menjadi narasumber dalam sesi diskusi menyoroti kesenjangan mutu pendidikan tinggi antar-PT di Indonesia yang masih sangat lebar.

Di era masyarakat 5.0 saat ini, pendidikan tinggi di Indonesia harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat. Hal ini menjadi sangat penting dalam penjaminan mutu karena masyarakat 5.0 menekankan integrasi antara manusia dan teknologi untuk mencapai kemajuan sosial dan ekonomi.

Senada dengan Dirjen Diktiristek, Kepala LLDikti III Toni Toharudin yang turut menjadi narasumber menambahkan bahwa kesenjangan mutu PT disebabkan oleh tingkat pemahaman, kesadaran, dan tanggung jawab Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang masih rendah.

Menyikapi hal ini, LLDikti III telah merancang strategi penguatan mutu melalui SPMI guna mendorong PTS untuk melakukan perbaikan pada penjaminan mutu dan mengurangi kesenjangan mutu dalam pendidikan tinggi.

Sesi diskusi ini dipimpin oleh Rektor Untar yang juga menjadi narasumber dengan membagikan praktik baik program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Untar.

Salah satu pimpinan yang hadir di acara, Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia. Asep Saefuddin menyampaikan bahwa penjaminan mutu menjadi faktor penting dalam pengelolaan reputasi.

"Meskipun PT sudah unggul, tetap harus melakukan continuous improvement yang tidak dapat ditawar. Hal ini menjadi bagian penting dan tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan PT," tambahnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat