visitaaponce.com

6 Cara Mengajarkan Kesabaran pada Anak

6 Cara Mengajarkan Kesabaran pada Anak
Mengajarkan kesabaran pada anak(Freepik)

MENGAJARKAN kesabaran kepada anak adalah proses yang penting dalam perkembangan emosional dan sosial mereka.

Kesabaran bukan hanya keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga merupakan fondasi untuk pengendalian diri dan empati.

Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mengajarkan kesabaran kepada anak yang kami rangkum dari beberapa sumber terpercaya.

Baca juga : Parents, Tak Perlu Merasa Bersalah Biarkan Anak Screen Time

1. Modeling Kesabaran

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Developmental Psychology menunjukkan bahwa anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka, termasuk kemampuan untuk mengendalikan emosi dan bersabar.

Anak-anak belajar banyak dari mengamati orang tua mereka. Menunjukkan kesabaran dalam berbagai situasi sehari-hari membantu anak memahami dan meniru perilaku tersebut.

2. Memberikan Tantangan yang Sesuai Usia

Menurut sebuah studi dalam Journal of Experimental Child Psychology, memberikan tugas yang menantang namun bisa dicapai dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kesabaran dan ketekunan.

Baca juga : Mengapresiasi Mindfulness

Berikan anak-anak tantangan yang memerlukan usaha dan waktu untuk diselesaikan, seperti puzzle atau proyek seni. Ini membantu mereka memahami bahwa beberapa hal memerlukan waktu dan usaha.

3. Menggunakan Teknik Penghargaan Tertunda

Studi klasik oleh Mischel et al. (1972) tentang marshmallow test menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu menunda kepuasan cenderung memiliki hasil yang lebih baik dalam kehidupan mereka, termasuk kesabaran yang lebih besar.

Mengajarkan anak-anak untuk menunggu penghargaan dapat meningkatkan kesabaran mereka. Misalnya, berikan mereka pilihan untuk mendapatkan hadiah kecil sekarang atau hadiah yang lebih besar nanti.

Baca juga : Perhatikan! Ini yang Harus Diketahui Orangtua tentang Tantrum pada Anak 

4. Mengajarkan Teknik Relaksasi

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry menemukan bahwa teknik relaksasi dan mindfulness dapat secara signifikan mengurangi gejala stres dan meningkatkan kemampuan pengendalian diri pada anak-anak.

Ajarkan anak-anak teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi. Teknik-teknik ini dapat membantu mereka tetap tenang dan sabar dalam situasi yang menegangkan.

5. Memberikan Penjelasan dan Harapan yang Jelas

Menurut sebuah artikel di Early Childhood Research Quarterly, memberikan penjelasan yang jelas dan menetapkan harapan yang realistis dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan untuk menunggu dengan sabar.

Baca juga : Marak Tawuran, Pengamat Sosial: Kondisi Emosional Remaja Cenderung Masih Tinggi

Anak-anak perlu memahami mengapa mereka harus menunggu dan apa yang diharapkan dari mereka. Memberikan penjelasan yang jelas tentang waktu tunggu dan alasannya dapat membantu mereka mengembangkan kesabaran.

6. Memuji dan Menghargai Kesabaran

Studi yang dipublikasikan dalam Behavior Therapy menunjukkan bahwa penghargaan dan pujian dapat memperkuat perilaku positif pada anak-anak, termasuk kesabaran.

Berikan pujian dan penghargaan ketika anak menunjukkan kesabaran. Penguatan positif ini akan mendorong mereka untuk terus berlatih kesabaran.

Mengajarkan kesabaran kepada anak-anak adalah proses yang memerlukan konsistensi dan pemahaman dari orang tua.

Dengan menggunakan metode yang telah terbukti secara ilmiah, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan kesabaran yang penting untuk kehidupan mereka di masa depan.

Model kesabaran, memberikan tantangan yang sesuai usia, menggunakan teknik penghargaan tertunda, mengajarkan teknik relaksasi, memberikan penjelasan yang jelas, serta memuji dan menghargai kesabaran adalah beberapa cara yang efektif untuk mencapai tujuan ini. (Z-10)

Referensi

  • Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
  • Duckworth, A.L., & Seligman, M.E.P. (2005). Self-discipline outdoes IQ in predicting academic performance of adolescents. Journal of Experimental Child Psychology, 98(4), 306-318.
  • Mischel, W., Ebbesen, E.B., & Raskoff Zeiss, A. (1972). Cognitive and attentional mechanisms in delay of gratification. Journal of Personality and Social Psychology, 21(2), 204-218.
  • Semple, R.J., Lee, J., Rosa, D., & Miller, L.F. (2010). A randomized trial of mindfulness-based cognitive therapy for children: Promoting mindful attention to enhance social-emotional resiliency in children. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 51(7), 721-728.
  • Tamis-LeMonda, C.S., Shannon, J.D., Cabrera, N.J., & Lamb, M.E. (2001). Fathers and mothers at play with their 2- and 3-year-olds: Contributions to language and cognitive development. Early Childhood Research Quarterly, 19(4), 665-687.
  • Kazdin, A.E., & Rotella, C. (2009). The Kazdin Method for Parenting the Defiant Child. New York, NY: Houghton Mifflin Harcourt.


Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat