visitaaponce.com

Benahi Bandara di Provinsi Termuda

Benahi Bandara di Provinsi Termuda
Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie saat meninjau rencana pengembangan bandara di Nunukan(DOK HUMAS PEMROV KALTARA)

PADA 22 April tujuh tahun lalu, Kalimantan Utara menjadi yang termuda dari 34 provinsi di Indonesia. Dalam usia yang relatif muda, daerah ini harus mengejar banyak hal untuk bisa tumbuh setara dengan daerah lain.

Untuk itu, Irianto Lambrie yang memimpin daerah ini sejak awal berdiri, harus bekerja keras. Di antaranya dengan intensif melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah pusat. Hasilnya sudah terlihat. Dari sisi infrastruktur, banyak pembangunan digulirkan. 

Salah satunya di sisi perhubungan udara. Sejak 2014 misalnya, empat bandara kecil di Kaltara mendapat perhatian pemerintah pusat. Bandara dibenahi. Kini keempatnya bisa didarati pesawat jenis ATR-2.

"Sebenarnya ada enam bandara yang menjadi prioritas pengembangan. Keenamnya ialah Bandara Juwata di Tarakan, Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor Bulungan, Bandara Kolonel RA Bessing di Malinau, Bandara Long Apung di Malinau, serta di Nunukan ada Bandara Nunukan dan Yuvai Semaring Krayan," jelasnya.

Selama lima tahun, keenam bandara mengalami perubahan signifikan. Bahkan, empat bandara di antaranya telah memenuhi syarat untuk didarati pesawat besar, salah satunya ATR-72, yaitu Bandara Nunukan, Bandara Tanjung Harapan, Bandara Malinau, dan Bandara Yuvai Semaring Krayan.

Sementara itu, Bandara Juwata Tarakan merupakan bandara internasional. Kondisinya semakin membaik. Pengembangan terus dilakukan. 

"Saat Presiden ke kaltara, tahun lalu, saya kembali mengusulkan. Namun, karena tahun ini ada pandemi covid-19, rencana itu sedikit tertunda," kata Irianto.

Rp1 triliun
Nunukan menjadi salah bandara yang pengembangannya berlangsung cepat. Dahulu bandara ini jauh dari standar internasional. Sampai 2016, panjang landasannya hanya 1.100 meter. Kini panjang runway mencapai 1.600 meter dengan lebar 30 meter.

Pekerjaan konstruksi di bandara ini dimulai pada 2017. Saat itu ada perpanjangan landasan 500 meter. Anggaran dikucurkan Rp35 miliar lebih. Dua tahun kemudian kembali ada perpanjangan hingga 150 meter dengan dana Rp19 miliar.

Kepala Dinas Perhubungan Kaltara Taupan Madjid menambahkan, dengan panjang runway yang diverifi kasi mencapai 1.600 meter, Bandara Nunukan bisa didarati ATR-72. Perubahan yang sama juga terjadi di Bandara Tanjung Harapan, Kolonel RA Bessing, dan Yuvai Semaring.

Gubernur Irianto mengakui peran besar yang diambil pemerintah pusat. Selama 2014-2018, pengembangan enam bandara mendapat kucuran dana dari APBN hingga lebih dari Rp1 triliun.

"Ini tidak lepas dari komunikasi dan sinergi yang baik yang kita lakukan secara intens dengan pusat.

Tidak hanya dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan hingga Budi Karya Sumadi, tetapi juga langsung kami lakukan ke Presiden," katanya.

Dengan anggaran sendiri, Pemerintah Provinsi Kaltara juga membenai lapangan terbang di Kecamatan Pujungan, Kabupaten Nunukan. Dana APBD 2020 dikucurkan sebesar Rp3 miliar.

"Kami membenahi runway yang sebelumnya berbelok dan tidak lurus. Dari semula panjangnya hanya 440 meter dengan lebar 26 meter, dibenahi menjadi 500 meter x 26 meter dengan kondisi lurus," tambah Taupan.

Empat koridor
Pada awal Agustus, kabar baik bertiup dari Beijing, ibu kota Tiongkok. Kalimantan Utara menjadi salah satu dari empat koridor percepatan pembangunan infrastruktur hasil kerja sama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Komisi Reformasi Pembangunan Tiongkok.

Tiga koridor lain ialah Sumatra Utara, Sulawesi Utara, dan Bali. Di Kalimantan Utara, proyek yang disepakati ialah pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan pertambangan.

"Kemenko Maritim dan NDRC segera menyelesaikan MoU Komisi Pelaksana Bersama untuk mendorong pembentukan tim perencanaan dan tim pelaksana proyek guna mempercepat proyek pembangunan di empat koridor tersebut," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun.

Keputusan itu diambil setelah para deputi dari Kemenko Kemaritiman dan Kemenko Perekonomian menemui Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Gao Yan dan sejumlah pejabat lain di Beijing.

"Pertemuan ini merupakan implementasi dari hasil kunjungan Perdana Menteri Li Keqiang ke Indonesia beberapa waktu lalu," ujar Djauhari.

Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Gao Yan menyambut positif peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara. "Implementasi program kerja pembangunan infrastruktur di empat koridor sangat penting." (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat