visitaaponce.com

Begini Nih, Rasa Makanan di Zaman Kerajaan Majapahit

PERNAHkah membayangkan bagaimana rasa kuliner zaman dulu, terutama zaman Kerajaan Majapahit? Apakah asin, manis, asam manis, pedas? Siapa tidak penasaran?

Siapa yang tidak kenal Kerajaan Majapahit yang berkuasa pada 1293–1527 M. Kekuasaannya diketahui hampir meliputi seluruh wilayah Asia Tenggara. Majapahit mengalami masa kejayaannya pada 1350–1389 M, saat diperintah Hayam Wuruk. 

Menurut Chef Endah, yang mengkurasi makanan zaman Kerajaan Majapahit, pada acara 'Majapahit Imperial Dining', rasanya sangat kaya, tetapi lebih dominan rasa sedikit manis. ''Bisa dinikmati semua kalangan dan negara. Karena itu makanannya cukup enak, menurut saya. Di situ orang Indonesia, orang Majapahit kan orang jawa. Jadi makanannya sedikit manis. Ada kecut dan asam, pasti ada pedasnya. Pastiny semua makanan itu bisa diterima semua kalangan,'' jelas Chef Endah saat konfrensi pers online, Sabtu (28/10).

Baca Juga: Perahu Kuno Peninggalan Majapahit jadi Daya Tarik Desa Wisata Punjulharjo Rembang

Tepat para Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober, Apurva Kempinski Bali dengan penuh semangat mempersembahkan 'Majapahit Imperial Dining' hasil kolaborasi dengan Javara Indonesia. Acara digelar sebagai penghormatan atas inspirasi Kerajaan Majapahit dan perayaan Powerful Indonesia.

Menu yang dikurasi khusus untuk 'Majapahit Imperial Dining' adalah Urap Hayuyu yang melambangkan harmoni dengan biji-bijian yang tidak biasa seperti Jewawut (Foxtail Millet atau Setaria Italica), 'Rawon Lembu' yang diperkaya dengan Kluwek (Pangium) karena kuahnya yang gelap, 'Botok Iwak' menghormati setiap bagian dari kelapa. Botok Iwak disiapkan dengan uniquie cooking technic dari kelapa, tempe krokedang (dikukus). 

Baca Juga: Wisata Kuliner Rasa Otentik Bali Hadir di Batavia PIK Jakarta

'Manuk Urang Manggar' dengan rasa jeruk dan pedas dari Lada Andaliman, dan 'Jadah Tape' sebagai penghormatan terhadap tradisi jajanan kaki lima Tape Uli di Betawi.  

Inti dari menu set adalah Nasi Melik Parijatha yang luar biasa, nasi unik yang tumbuh di lereng Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, dan dikenal secara eksklusif disajikan kepada raja-raja Majapahit. Setiap hidangan disiapkan menggunakan teknik memanggang, mengukus, dan menggoreng yang telah lama ada, yang mewujudkan evolusi rasa dan keahlian kuliner.

Menurut Chef Endah, semua makanan disajikan adalah the real of indonesian taste. Soal inspirasi, Chef Endah mengatakan mendapat inspirasi membikin makanan itu dengan menggali literasi tentang makanan zaman Majapahit yang dihidangkan. Misalnya jewawut, jali-jali, ada emping melinjo, urap hayuyu. Yuyu atau hayuyu itu kepiting.

''Rawon lembu, botok iwak di sini harus mencapurkan banyak ingredients (bahan baku) yang susah dicari. Misalnya picung. Picung yang asli rasanya strong. Jadi diolah jadi seperti pergedel dengan pala, dan daun jeruk,'' jelas Chef Endah.

Melalui kolaborasi pada special narrative dinner, 'Rajamangsa: Majapahit Imperial Feast of the Kings' (Majapahit Imperial Dining), Apurva Kempinski ingin menghidupkan kembali bahan-bahan makanan zaman dulu. ''Banyak yang dari zaman itu dan masih digunakan sampai sekarang. Jadi kita juga mengerti sejarah dan historisnya. Bagaimana menyatukan Indonesia dari zaman dulu,'' kata General Manager Apurva Kempinski, Bali, Vincent Guironnet. 

“Kami sangat senang mempersembahkan ‘Majapahit Imperial Dining’ di The Apurva Kempinski Bali. Perjalanan kuliner ini merupakan bukti komitmen kami dalam melestarikan dan menghormati warisan budaya Indonesia. Terima kasih sebesar-besarnya kepada key partner yang merupakan para ahli yang memiliki visi serupa dalam melestarikan Budaya dan warisan Indonesia,'' pungkas Vincent.

Kolaborasi ini merupakan pola menarik karena mengangkat cita rasa Majapahit. Apakah nanti akan ada lagi kolaborasi cita rasa dengan kerajaaan lainnya, Direktur Pemasaran Apurva Kempinski Melody Siagian, belum bisa menentukan. ''Soal kolaborasi kuliner selanjutnya, belum bisa menjawab apakah akan ada kerja sama lainnya?'' imbuhnya. (RO/S-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat