visitaaponce.com

Partai Pengusung Erdogan Kalah di Kota-Kota Besar

Partai Pengusung Erdogan Kalah di Kota-Kota Besar
Calon Partai Republik Rakyat (CHP) untuk walikota Istanbul Ekrem Imamoglu berbicara kepada pers di Pusat Koordinasi Pemilihan CHP di Istanbu( (Photo by Yasin AKGUL / AFP))

PARTAI Keadilan dan Pembangunan (AK), pengusung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) saling klaim memenangi pemilihan Wali Kota Istanbul pada Minggu (31/3). Kedua partai itu sama-sama mengaku memang tipis dalam pemilihan tersebut.

Saat berbicara kepada wartawan di Istanbul, kandidat yang dipimpin Aliansi Bangsa-Bangsa, Ekrem Imamoglu, dengan mengutip data dari partainya, mengatakan dia telah memenangi hampir 28 ribu suara.

Beberapa menit kemudian, Kepala Provinsi Partai AK di Istanbul mengatakan kandidat yang mereka usung, yaitu Binali Yildirim, mengklaim hal yang sama, yakni memenangi sekitar 4.000 suara atas rival mereka.

Sementara itu, menurut data yang dirilis Badan Anadolu yang dikelola pemerintah, Aliansi Bangsa-Bangsa menguasai 48,65% suara, sedangkan Aliansi Rakyat Erdogan sebesar 47,7%. Sejauh ini, sudah 99% suara di Istanbul rampung dihitung.

Meski begitu, belum ada pernyataan resmi dari Dewan Pemilihan Turki tentang hal tersebut. Namun, kepala Dewan Pemilihan Turki, kemarin, mengatakan mereka menghitung ulang suara yang masuk dari beberapa tempat pemungutan suara di Istanbul.

Di Ankara, hasil awal menunjukkan bahwa kandidat Aliansi Bangsa-Bangsa, yaitu Mansur Yavas, tercatat meraih 50,9% dari 99% suara yang telah dihitung. Dia diikuti Mehmet Ozhaseki, kandidat dari Aliansi Rakyat sebanyak 47,2%.

Di kota terbesar ketiga, wilayah Izmir, kandidat Aliansi Bangsa-Bangsa, yakni Mustafa Tunc Soyer, memimpin dengan 58% suara. Nihat Zeybekci, kandidat dari blok Erdogan, hanya meraup 38,5% suara. Adapun total suara yang telah dihitung sebanyak 99%.

Dengan demikian, di seluruh negeri, dengan 99% suara provinsi yang telah dihitung, Aliansi Rakyat, yang terdiri atas Partai AK dan Partai Gerakan Nasionalis sayap kanan (MHP), memperoleh 51,7% suara. Di posisi kedua diikuti Nation Alliance, yaitu koalisi yang dibentuk CHP dan sayap kanan Good Party dengan 37,6% suara.

Tantangan besar

Pemilihan kali ini merupakan tantangan besar bagi Erdogan, mengingat tingkat inflasi yang tinggi saat ini dan meningkatnya angka pengangguran yang dipicu krisis mata uang tahun lalu. Ketika berbicara di sebuah konferensi pers di Istanbul, Erdogan pada Minggu (31/3) mengakui bahwa partainya telah kehilangan kendali di sejumlah kota dan berjanji bahwa ia akan fokus pada reformasi ekonomi.

Pemilihan berikutnya akan diadakan pada Juni 2023. Erdogan menambahkan, pemerintahannya akan dengan hati-hati menerapkan program ekonomi yang kuat tanpa kompromi pada aturan pasar bebas untuk meraih simpati pemilih dalam pemilihan mendatang.

Di lain hal, Murat Yetkin, analis politik Turki, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jika aliansi Partai AK-MHP yang dipimpin Erdogan kehilangan Istanbul dan mungkin juga Ankara, hal itu berarti Erdogan bakal kehilangan kendali atas lima kota besar di Turki.

"Bahkan jika Istanbul, dengan 11 juta pemilih, dimenangi hanya dengan selisih beberapa ribu suara, itu akan dianggap sebagai kerugian besar. Hasilnya juga menunjukkan bahwa sistem presidensial eksekutif, telah mengarah pada koalisi de facto karena Partai AK tidak dapat mempertahankan mayoritas tanpa kemitraan dengan MHP," jelasnya. (I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat