visitaaponce.com

NATO Bantah Tuduhan Penempatan Pasukan di Belarus

NATO Bantah Tuduhan Penempatan Pasukan di Belarus
Aksi protes warga Belarus yang tidak terima dengan hasil pemilihan presiden.(AFP/Sergei Gapon)

NATO menepis tuduhan Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, terkait kekuatan asing yang mengatur penambahan pasukan di perbatasan negara tersebut. Tuduhan itu dinilai sebagai klaim tidak berdasar.

Dengan mengenakan seragam militer, Lukashenko menyebut pihaknya telah menempatkan angkatan bersenjata dalam siaga tinggi. Adapun aksi protes memenuhi sejumlah ruas jalan Minsk, Ibu Kota Belarus, pada Sabtu waktu setempat.

Para pengunjuk rasa menuntut agar Lukashenko mundur. Pemimpin yang memerintah Belarus selama 26 tahun itu menuding NATO berusaha memecah belah Belarus, serta melantik presiden baru.

Baca juga: Lukashenko Menangi Pemilu Presiden Belarus

Dia mengatakan pasukan di Polandia dan Lithuania sedang mempersiapkan diri. Tidak terima, pihaknya pun mengerahkan angkatan bersenjata ke perbatasan barat.

"Mereka (kekuatan asing) mengguncang situasi di dalam negeri. Mencoba menggulingkan pihak berwenang," pungkas Lukashenko, seraya memerintahkan kepala keamanan untuk mengambil langkah tegas.

NATO menyatakan aliansi tidak menimbulkan ancaman bagi Belarus atau negara lain. Serta, tidak memiliki pembangunan militer di wilayah. "Postur kami sangat defensif," bela NATO.

Baca juga: Uni Eropa Tolak Hasil Pemilu Belarus

"Rezim berusaha untuk mengalihkan perhatian dari masalah internal Belarus dengan cara apapun, dengan pernyataan yang tidak berdasar tentang ancaman eksternal imajiner," pungkas Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda.

NATO mendesak Belarus untuk menghormati hak asasi warganya. Lukashenko terpilih kembali sebagai Presiden Belarus pada 9 Agustus. Namun, publik menilai pemungutan suara dipenuhi praktik kecurangan.(BBC/OL-11)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat