Kapal Perang Rusia Kejar Kapal Selam AS di Dekat Kepulauan Kuril
![Kapal Perang Rusia Kejar Kapal Selam AS di Dekat Kepulauan Kuril](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/02/e1ba66d857e53a56baf33d747bf33793.jpg)
MOSKOW, pada Sabtu (12/2), mengatakan bahwa sebuah kapal perusak anti-kapal selam Rusia mengejar kapal selam AS di dekat Kepulauan Kuril, memaksanya meninggalkan perairan teritorial negara itu. Namun militer AS membantah laporan tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa selama latihan militer yang direncanakan, kapal perusak Marsekal Shaposhnikov telah mendeteksi kapal selam kelas Virginia Angkatan Laut AS di perairan teritorial Rusia dekat Kepulauan Kuril di Pasifik utara.
Ketika kapal selam itu mengabaikan permintaan ke permukaan, awak fregat menggunakan cara yang tepat dan kapal selam AS pergi dengan kecepatan penuh, kata kementerian itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Baca juga : Pejabat Uni Eropa akan Kunjungi Garis Depan Ukraina
Kementerian mengatakan telah memanggil atase pertahanan AS di Moskow atas insiden tersebut.
"Sehubungan dengan pelanggaran oleh kapal selam Angkatan Laut AS di perbatasan negara Federasi Rusia, atase pertahanan di kedutaan AS di Moskow dipanggil ke Kementerian Pertahanan Rusia," kata Kementerian Pertahanan.
Pernyataan dari militer AS, bagaimanapun, mengatakan: "Tidak ada kebenaran atas klaim Rusia atas operasi kami di perairan teritorial mereka".
Baca juga : Negara Barat Tuding Rusia Panaskan Situasi di Wilayah Perbatasan Ukraina
Kapten Kyle Raines, juru bicara Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan dia tidak akan mengomentari lokasi persis kapal selam AS. "Kami terbang, berlayar, dan beroperasi dengan aman di perairan internasional," tambahnya.
Kuril, yang terletak di utara pulau Hokkaido Jepang, telah dikendalikan oleh Moskow sejak mereka direbut oleh pasukan Soviet pada hari-hari akhir Perang Dunia II.
Dugaan insiden itu terjadi di dekat pulau Urup, kepulauan Kuril, yang dikendalikan oleh Rusia.
Baca juga : UNHCR: Hampir 680.000 Pengungsi Meninggalkan Ukraina
Itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat yang telah melihat Moskow mengepung Ukraina di tiga sisi dengan lebih dari 100.000 tentara.
Washington telah memperingatkan bahwa invasi habis-habisan bisa dimulai kapan saja.
Pemimpin Rusia Vladimir Putin pada Sabtu mengutuk klaim tersebut sebagai provokasi. (AFP/Nur/OL-09)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Mendag Lepas Ekspor Kopi ke AS Senilai USD1,48 Juta
Joe Biden Dilengserkan Usianya
Panama vs Amerika Serikat: Thomas Christiansen Senang Timnya Kalahkan Tuan Rumah Copa America
Penonton Ricuh, Foo Fighters Hentikan Konser di Birmingham Inggris
Aturan Debat Capres AS: Mikrofon Dimatikan dan tidak ada Penonton Langsung
NATO Belum Berencana Kirim Pasukan ke Ukraina
20 Ribu Orang di Georgia Menuntut Pembatalan RUU Kontroversial yang Dinilai Membahayakan Aspirasi Eropa
Donald Trump Sebut Komentar Kerasnya tentang NATO sebagai Taktik Negosiasi
Antisipasi Serangan NATO, Militer Rusia Perkuat Pertahanan di Kaliningrad
Korea Utara Sebut AS Berniat Bentuk NATO Versi Asia
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap