visitaaponce.com

Marwan Mandela Palestina Barghouti Daftar Pemilu dari Penjara

Marwan 'Mandela Palestina' Barghouti Daftar Pemilu dari Penjara
Seorang anggota staf berjalan di dekat gambar Marwan Barghouti dalam tahanan Israel.(AFP/Abbas Momani.)

PEMIMPIN Palestina yang dipenjara, Marwan Barghouti, diajukan pada Kamis (1/4) dalam pemilihan legislatif bulan depan. Barghouti, yang menjalani banyak hukuman seumur hidup di penjara Israel, digambarkan oleh beberapa pendukung sebagai 'Mandela Palestina'.

Ia menjadi sosok yang diawasi dengan ketat menjelang pemilihan umum Palestina pertama dalam 15 tahun. Batas waktu penyerahan daftar calon untuk pemilihan legislatif 22 Mei berakhir pada Rabu.

Istri Barghouti, Fadwa, menjadi kandidat kedua dalam daftar yang disebut Kebebasan. Daftar ini dibuat oleh Nasser al-Kidwa, keponakan mendiang pemimpin ikonis Palestina Yasser Arafat.

"Kebebasan didukung oleh Marwan Barghouti. Buktinya tentu saja kehadiran istrinya dalam daftar," kata Kidwa kepada AFP.

"Kami berdiskusi tidak dengan dia secara langsung tetapi (dengan) banyak rekan, pendukung, dan keluarganya," tambahnya. Kidwa mengatakan masukan Barghouti membantu membentuk program gerakan dan kandidat individu.

Kidwa diusir dari kelompok Fatah yang dipimpin Presiden Mahmud Abbas pada awal tahun ini. Hal tersebut karena ia mencalonkan diri sebagai presiden Palestina dalam pemungutan suara 31 Juli. Langkah ini dipandang sebagai penghinaan langsung terhadap Abbas yang berusia 85 tahun.

Abbas belum mengumumkan rencananya untuk pemilihan presiden. Masih ada spekulasi luas bahwa Barghouti mungkin akan mencalonkan diri sebagai presiden dari penjara.

Israel telah menghukumnya karena mengatur serangan mematikan selama intifada atau pemberontakan Palestina kedua pada 2000-2005. Barghouti menolak untuk mengakui pengadilan selama persidangannya.

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa 22% rakyat Palestina mendukungnya sebagai presiden berikutnya. Pemimpin gerakan Islam Hamas yang menguasai Gaza, Ismail Haniyeh, menempati posisi kedua dengan dukungan 14% diikuti oleh Abbas dengan 8%.

Abbas memenangkan pemilihan presiden terakhir yang diadakan pada 2005. Tapi jajak pendapat legislatif tahun berikutnya melihat Hamas menang secara mengejutkan. Ini hasil yang tidak diakui oleh Abbas dan Fatah yang sekuler.

Bentrokan kekerasan pun terjadi antara Fatah dan Hamas. Kelompok Islamis itu mengambil alih kekuasaan di Gaza pada 2007.

Baca juga: Kedermawanan Aceh Bangun Dua Sumur Wakaf untuk Palestina
 

Setelah bertahun-tahun perpecahan yang sengit, keduanya setuju untuk mengadakan pemilihan di seluruh wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat dan Gaza yang diduduki Israel. Kedua daerah itu diblokade Israel.

Otoritas Palestina yang dikendalikan Fatah, yang berbasis di Tepi Barat, dan Hamas juga berkeras bahwa warga Palestina di Yerusalem timur yang dicaplok Israel diizinkan untuk memilih. Israel melarang semua aktivitas politik Palestina di Yerusalem. Mereka menyebutnya sebagai ibu kota yang tidak terbagi dari negara Yahudi.

Sebanyak 36 kelompok telah mengajukan daftar untuk mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif bulan Mei. Pejabat pemilu Palestina telah memvalidasi 13. Daftar kandidat yang disetujui akan diterbitkan minggu depan. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat