visitaaponce.com

Gerakan Sipil Indonesia Siap Bantu Aksi Kemanusiaan Bagi Palestina

Gerakan Sipil Indonesia Siap Bantu Aksi Kemanusiaan Bagi Palestina
Komite Kemanusiaan Internasional Pembebasan Palestina (KKIPP) menyampaikan pernyataan sikap terkait Palestina di Jakarta, Rabu (19/5).(Ist)

GERAKAN masyarakat sipil bisa menjadi wadah perjuangan berbasis spirit kemanusiaan untuk membantu Palestina dari belenggu penjajahan Israel demi terwujudnya perdamaian dunia.

"Karena peran yang begitu signifikan dan kesadaran kolektif dari masyarakat sipil dunia, kami menginisiasi dideklarasikannya Komite Kemanusiaan Internasional Pembebasan Palestina (KKIPP)," ungkap Ketua Umum KKIPP Aulia Ikhsan saat membacakan pernyataan sikap deklarasi KKIPP di Jakarta, Rabu (19/5).

KKIPP telah merangkul berbagai elemen mulai dari tokoh masyarakat, ulama, komunitas, entitas pemerintah, hingga berbagai lembaga swadaya masyarakat.

Dalam wadah KKIPP, mereka bergerak untuk memperjuangkan hak-hak warga Palestina dan membebaskan mereka dari belenggu rentetan masalah kemanusian.

Dalam deklarasi KKIPP, Aulia mengeluarkan pernyataan sikap bersama yakni mengajak seluruh organisasi kemanusiaan dan berbagai elemen civil society dunia untuk besinergi bergerak bersama dalam menghentikan penjajahan Israel atas Palestina dalam agenda advokasi dan aksi-aksi kemanusiaan.

Ia memaparkan memberikan kebebasan kepada masyarakat Palestina dalam lima aspek yakni, kemerdekaan dari kelaparan dan kelangkaan pangan, dari ancaman kematian dan kurangnya fasilitas kesehatan, untuk memiliki pekerjaan dan lahan pertanian, dari kebodohan dan kurangnya fasilitas pendidikan, dan kemerdekaan secara teritorial dan tempat tinggal.

"KKIPP juga menolak Israel sebagai negara yang sah serta menolak solusi dua negara (two-state solution) yang merugikan Palestina," ucap Aulia.

Sekretaris Jenderal KKIPP Ardiansyah menambahkan saat ini lebih dari 10 ribu perumahan masyarakat Palestina rusak akibat serangan Israel.  Sejak serangan 10 Mei 2021,  sekitar 2 juta jiwa masyarakat Palestina mengalami krisis pangan, yakni 1,4 juta jiwa di Gaza dan 600 ribu jiwa di Jerusalem.

"Karena itu, merdeka bagi bangsa Palestina ialah merdeka dari segala bentuk kelaparan, ketakutan, pemiskinan, kebodohan, dan mendapatkan hak sama sebagai manusia. Kami mengajak semua masyarakat, komunitas, ormas, aktivis pergerakan, dan tokoh-tokoh perdamaian untuk mendukung dan membantu perjuangan rakyat Palestina," tegas Ardiansyah.

Ketua Dewan Pembina KKIPP Ahyudin menegaskan tragedi kemanusiaan yang menimpa Palestina, terutama yang terjadi pada hari-hari terakhir di bulan Ramadan sungguh tidak manusiawi.

 Jika tragedi kemanusian ini terus berlanjut, menurut Ahyudin, bukan tidak mungkin peradaban di Palestina akan hilang.

“Selama 73 tahun Palestina dijajah, tidak ada langkah tegas dan konkret yang dilakukan otoritas politik dunia maupun pemangku kepentingan dunia untuk menyelesaikan permasalahan di Palestina. Maka dari itu, perlu masyarakat sipil dunia untuk menyudahi penjajahan ini," ujar Ahyudin.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) RI menegaskan posisi Indonesia tak akan pernah berubah dan tetap mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk dapat merdeka dari cengkeraman zionis Israel.

"Indonesia sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia tetap mendukung dan membantu perjuangan rakyat Palestina," ujar Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag M Fuad Nasar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (19/5).

Menanggapi banyaknya aksi solidaritas penggalangan dana untuk membantu rakyat Palestina, Fuad memandang langkah itu sebagai bentuk ukhuwah Islamiyah.

Menurutnya, cerminan sikap masyarakat Islam adalah menunjukkan solidaritas mereka terhadap penderitaan saudaranya dengan berbagai cara.

Konflik Palestina yang tidak menentu, lanjut Fuad, merupakan masalah kemanusiaan universal karena menyentuh hati nurani umat manusia yang secara kodratnya cinta damai dan antikekerasan.

"Indonesia dan Palestina adalah dua sahabat. Bung Karno bahkan pernah menegaskan, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel," katanya.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi juga menyatakan hal sama. Menurutnya, bangsa Indonesia selalu berdiri di belakang perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh hak sebagai negara dan bangsa yang merdeka dan berdaulat.

“Prinsip bangsa Indonesia adalah menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” ujar Wamenag.

"Saya mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk terus memberikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan mendoakan mereka, semoga Allah SWT segera menurunkan pertolongan dan memberikan keselamatan bagi warga Palestina," kata Wamen.

Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Febrian Alphyanto menyatakan sejak 10 Mei 2021 hingga Selasa (18/5), sebanyak 181 warga Palestina menjadi korban jiwa termasuk 52 anak-anak dan 31 wanita dalam konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel.

 Selain itu, 1.200 korban luka akibat serangan insiden roket dan serangan udara antara kedua belah pihak. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat