Jepang Berjanji tidak Akan Berperang Lagi
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berjanji bahwa Jepang tidak akan berperang lagi pada peringatan akhir dari Perang Dunia II, Minggu (15/8), saat anggota kabinetnya mengunjungi kuil kontroversial.
Hampir delapan dekade sejak berakhirnya perang, konflik tetap menjadi sumber ketegangan antara Jepang dan negara tetangganya, khususnya Tiongkok dan Korea Utara serta Korea Selatan. “Sejak perang berakhir, Jepang konsisten dalam meniti langkah sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian,” kata Suga dalam pidatonya saat upacara peringatan di Tokyo.
“Kita tidak boleh lagi mengulang kehancuran akibat perang. Kita akan terus berkomitmen dalam keyakinan ini,” tegasnya.
Pernyataan Suga agak berbeda dari perdana menteri terdahulu, Shinzo Abe, yang pada upacara tahun lalu dan digaungkan oleh Kaisar Naruhito yang mengungkapkan penyesalan mendalam atas masa lalu perang Jepang, seperti yang ia telah lakukan sebelumnya.
Kendati demikian, kunjungan ke Kuil Yasukuni yang kontroversial oleh anggota kabinet Suga juga Abe pada Minggu akan menyulut kemarahan Tiongkok dan kedua negara Korea.
Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi dan Menteri Pendidikan Koichi Hagiuda keduanya memberikan penghormatan di kuil tersebut pada Minggu (15/8), untuk para korban perang Jepang, termasuk 14 pemimpin Perang Dunia II yang dihukum sebagai penjahat perang “Kelas A”.
Suga, yang tidak diharapkan untuk berkunjung, kemungkinan akan memberikan persembahan.
Rakyat Korea masih kesal dengan pemerintahan Jepang sejak 1910 hingga 1945, sementara Tiongkok memiliki kenangan pahit terhadap invasi dan pendudukan Jepang yang brutal di beberapa bagian Tiongkok sejak 1931 hingga 1945.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dengan dengan tulus menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang mengorbankan hidupnya dalam in perang-perang masa lampau dan memperbarui janji saya untuk perdamaian yang abadi,” kata Hagiuda kepada awak media.
Ketika ditanya tentang penentangan dari Korea Selatan dan Tiongkok atas kunjungan para menteri, ia menyatakan wajar memberikan penghormatan kepada mereka yang mengorbankan dirinya untuk negara mereka.
Dia juga mengharapkan pengertian dari para negara tetangga Jepang. (Ant/OL-12)
Terkini Lainnya
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
G7 Peringatkan Dukungan Tiongkok kepada Rusia dalam Perang Ukraine
Ukraina Menolak Usulan Perdamaian dengan Rusia
Ini Syarat Baru dari Rusia untuk Berdamai dengan Ukraina
Konstruksi Perang yang Maskulin Buat Perempuan dan Anak Jadi Korban
Benjamin Netanyahu: Israel Siap untuk Operasi Intens di Perbatasan Libanon
Vladimir Putin: Rusia Akan Gunakan Semua Cara Jika Kedaulatannya Terancam
Sudah 70 Ribu Ton Bom Dijatuhkan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023
Memori Kemenangan atas Fasisme Selalu Hidup di Hati Kita
Biden Dikecam Usai Tuduh Kanibalisme di Papua Nugini
Peringatan PM Polandia: Eropa Memasuki 'Era Pra-Perang'
Invasi Militer Israel Paling Merusak dalam Sejarah Manusia
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap