visitaaponce.com

Ribuan Pejuang Anti-Taliban Klaim Bisa Kembali Kapan Saja

Ribuan Pejuang Anti-Taliban Klaim Bisa Kembali 'Kapan Saja'
Gerakan perlawanan Afghanistan dan anti-Taliban beristirahat di puncak area Darband, Distrik Anaba, Provinsi Panjshir, Rabu (1/9) lalu.(Ahmad SAHEL ARMAN / AFP)

RIBUAN pejuang yang menentang Taliban mengklaim bisa kembali 'kapan saja' di Lembah Panjshir.

Hal itu disampaikan oleh paman seorang komandan yang memimpin pertempuran sengit melawan kelompok tersebut Ahmad Wali Massoud pada Selasa (7/9).

Massoud berbicara di Swiss, satu hari setelah Taliban mengklaim kendali penuh atas Afghanistan.

Pasukan Taliban menyatakan bahwa mereka telah memenangkan pertempuran melawan pasukan perlawanan di pegunungan Lembah Panjshir, wilayah timur laut Kabul.

"Kami masih memiliki ribuan pejuang di lembah itu, dan kapan saja mereka dapat kembali dan Anda akan menyaksikannya," kata Massoud dalam sebuah simposium di Jenewa.

"Ya, kami telah terluka dan kami benar-benar terluka, tetapi kami belum mati, kami masih hidup," tambahnya.

Untuk diketahui, Massoud adalah saudara mendiang Ahmad Shah Massoud, komandan anti-Soviet dan anti-Taliban yang legendaris yang dibunuh oleh Al-Qaeda beberapa hari sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Putra Shah Massoud, Ahmad Massoud, memimpin perlawanan terhadap Taliban di Lembah Panjshir.

Pada Senin (5/9), Taliban mengatakan mereka telah memenangkan pertempuran itu dalam perlawanan terakhir yang tersisa terhadap kekuasaan mereka. Mereka merilis video pengibaran bendera di atas rumah gubernur di Panjshir.

"Kami melawan untuk hak kami sendiri, untuk kebebasan, untuk demokrasi, untuk hak asasi manusia," ucapnya.

"Mungkin ini adalah kesempatan terakhir yang bisa kita lihat untuk benar-benar memerangi terorisme di Afghanistan," katanya. "Itulah mengapa kita tidak boleh kehilangan perlawanan," tambahnya.

Front Perlawanan Nasional (NRF) di Panjshir - terdiri dari milisi anti-Taliban dan mantan pasukan keamanan Afghanistan - pada hari Minggu mengakui menderita kerugian besar di medan perang dan menyerukan gencatan senjata.

Tetapi pada Senin, kelompok itu mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa para pejuangnya masih ada di "posisi strategis" di lembah itu. (AFP/Nur/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat