PBB Kecam Penghapusan Pendidikan bagi Perempuan di Afghanistan
![PBB Kecam Penghapusan Pendidikan bagi Perempuan di Afghanistan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/6d9771407600f5f83fb0c28ddd5fe7f6.jpg)
PBB menilai penghapusan pendidikan untuk anak-anak perempuan di Afghanistan sangat diskriminatif dan mendesak pemerintah Taliban untuk membuka kembali sekolah bagi anak perempuan di semua tingkatan.
"Penyangkalan atas pendidikan sekolah menengah dan akses ke universitas jelas diskriminatif, sangat menyusahkan anak perempuan dan perempuan--bersama dengan keluarga dan komunitas mereka--dan sangat merusak negara secara keseluruhan," kata Juru Bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Marta Hurtado dalam jumpa pers, Selasa (21/3).
Dia mencatat, pekan ini, anak-anak perempuan di Afghanistan seharusnya memulai tahun ajaran baru di sekolah menengah, dengan membawa harapan dan cita-cita mereka.
Baca juga : Sekolah di Afghanistan Kosong saat Tahun Ajaran Baru Dimulai. Kok Bisa?
Namun, selama setahun terakhir, kata dia, anak-anak perempuan di negara itu tidak diizinkan mengikuti kelas dari tingkat 6 sampai 12.
"Kami mendesak otoritas de facto untuk membuka sekolah bagi anak perempuan di semua tingkatan, serta universitas," tutur Hurtado.
Dia menggarisbawahi bahwa dengan menolak hak pendidikan anak perempuan dan perempuan, mereka dibiarkan rentan terhadap kekerasan, kemiskinan, dan eksploitasi--sehingga bisa melemahkan setengah populasi Afghanistan.
Baca juga : Temui Taliban, PBB Desak Pencabutan Larangan Perempuan Kuliah
Menegaskan bahwa tindakan Taliban tersebut kontraproduktif dan tidak adil, Hurtado mengingatkan diskriminasi struktural tersebut juga sangat merusak kemungkinan pemulihan dan pembangunan negara itu di masa depan.
Untuk itu, dia mendesak Taliban untuk memenuhi janji dalam memberikan hak pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan di Afghanistan.
"Kantor kami mendesak agar mereka menghormati janji ini, tanpa penundaan," ujar Hurtado.
Setelah kembali berkuasa di Afghanistan pada 2021, atau 20 tahun setelah hengkangnya pasukan Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) dari Kabul, Taliban melarang anak perempuan mendapatkan pendidikan di sekolah menengah dan di universitas. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Vaksin Polio Produksi RI Jangkau 8,6 Juta Anak Afghanistan
Indonesia Dorong Perbaikan di Afghanistan
Menlu Retno Marsudi Hadiri Pertemuan Doha III Bahas Ekonomi Afghanistan
PBB: Mayoritas Penduduk Ingin Negara Tingkatkan Aksi Atasi Perubahan Iklim
Putra Pendiri Taliban Minta Tolong ke Jusuf Kalla
Berkunjung ke Afghanistan, JK Bahas Soal Kesetaraan Pendidikan Perempuan
Indonesia dan PBB Bahas Afghanistan
Taliban Keberatan Dicap Represif oleh PBB
BBC Bongkar Kekejian Tentara Inggris Bunuh 54 Tahanan Afghanistan
Respons Hamas Atas Taliban yang Menguasai Afghanistan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap