visitaaponce.com

Sekolah di Afghanistan Kosong saat Tahun Ajaran Baru Dimulai. Kok Bisa

Sekolah di Afghanistan Kosong saat Tahun Ajaran Baru Dimulai. Kok Bisa?
Suasana lengang tampak di Esteqlal High School di Kabul, Afghanistan, Selasa (21/3).(AFP/Wakil Kohsar)

AFGHANISTAN telah membuka sekolah untuk ajaran baru 2023-2024 tanpa diketahui orang tua murid. Akibatnya seluruh seluruh sekolah tanpa kegiatan belajar mengajar.

Afghanistan adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang anak perempuan mengeyam pendidikan. Otoritas Taliban telah memberlakukan interpretasi Islam yang keras sejak berkuasa pada Agustus 2021 setelah penarikan pasukan asing pimpinan AS yang mendukung pemerintah sebelumnya.

Kementerian pendidikan tidak membuat pengumuman publik tentang pembukaan kembali sekolah, kata beberapa guru dan pejabat setempat. "Surat yang dikeluarkan oleh menteri pendidikan diberikan kepada kami oleh kepala sekolah kami untuk membuka kembali sekolah hari ini, tetapi karena tidak ada pengumuman publik, tidak ada siswa yang datang," kata Seorang Guru di Sekolah Menengah Putra Saidal Naseri di Kabul Mohammad Osman Atayi.

Baca juga : Perempuan Masih Dilarang ke Universitas di Afganistan

Sebanyak tujuh sekolah di Kabul hanya diisi beberapa guru dan siswa tetapi tanpa kegiatan belajar mengajar.

Sekolah di provinsi termasuk Herat, Kunduz, Ghazni dan Badakhshan juga telah dibuka tanpa pelajaran.

Baca juga : PBB dan Taliban Bahas Hak Perempuan Afghanistan

Awal tahun ajaran baru pada Selasa (21/3), bertepatan dengan Nowruz, Tahun Baru Persia, yang dirayakan secara luas di Afghanistan. Tetapi sebelum Taliban kembali berkuasa tetapi sekarang tidak diakui oleh penguasa baru negara itu.

Ratusan ribu gadis remaja tetap dilarang mengikuti sekolah menengah. "Taliban telah merampas segalanya dari kami," kata Sadaf Haidari, 15 tahun, penduduk Kabul yang seharusnya mulai kelas 11 tahun ini.

Hak Pendidikan Perempuan

Dia mengaku depresi dan hancur. Larangan ini telah mulai berlaku pada Maret tahun lalu, hanya beberapa jam setelah kementerian pendidikan membuka kembali sekolah untuk perempuan dan laki-laki.

Para pemimpin Taliban yang juga telah melarang perempuan kuliah berjanji akan mengizinkan untuk tingkat sekolah menengah dengan sejumlah persyaratan. Itu mulai dari mendapatkan dana hingga merombak silabus sesuai garis Islam.

Komunitas internasional telah menjadikan hak pendidikan bagi perempuan sebagai syarat utama dalam negosiasi bantuan dan pengakuan pemerintah Taliban. Tidak ada negara yang secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa sah Afghanistan.

Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban adalah negara paling represif di dunia untuk hak-hak perempuan, kata PBB. Perempuan telah secara efektif tersingkir dari kehidupan publik dikeluarkan dari sebagian besar pekerjaan pemerintah atau dibayar sebagian kecil dari gaji mereka sebelumnya untuk tinggal di rumah.

Mereka juga dilarang pergi ke taman, pameran, pusat kebugaran, dan pemandian umum, dan harus menutup diri di depan umum. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat