PBB dan Taliban Bahas Hak Perempuan Afghanistan
![PBB dan Taliban Bahas Hak Perempuan Afghanistan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/242036b021a8be475590e5f2fe185fd0.jpg)
KEPALA Bantuan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths mengunjungi Kabul, Afghanistan, pada Senin (23/1), guna menyuarakan keprihatinan atas hak-hak perempuan di berbagai bidang. Diskusi berlangsung antara Griffiths dan penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan bentukan Taliban, Amin Khan Muttaqi.
Bulan lalu, Taliban memerintahkan semua lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Afghanistan untuk tidak mengizinkan pegawai perempuannya bekerja. Perintah ini membuat banyak LSM, baik lokal maupun asing, menghentikan kegiatan operasional mereka di tengah krisis kemanusiaan selama musim dingin di Afghanistan.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Afghanistan, Griffiths mengangkat masalah pendidikan serta ketenagakerjaan perempuan dalam kunjungannya ke Kabul.
Sementara kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Afghanistan belum menanggapi permintaan komentar atas pertemuan tersebut.
Kedatangan Griffiths dilakukan menyusul kunjungan ke Afghanistan pekan lalu oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed. Kala itu, Amina menyatakan kekhawatirannya kepada pejabat Taliban di Kabul serta kota Kandahar atas pembatasan aktivitas perempuan dari pekerjaan dan pendidikan mereka.
Baca juga: Taliban Izinkan Perempuan Masuk SD
Saat bertemu Griffiths, Muttaqi meminta perwakilan PBB itu untuk berbagi informasi seputar pencapaian Pemerintahan Taliban ke komunitas global seperti pemberian amnesti umum untuk pihak oposisi. Ia meminta Griffiths untuk tidak berfokus pada keluhan terhadap pemerintahan Taliban.
Pernyataan lain dari pihak kementerian mengklaim Griffiths telah mengakui sektor keamanan di Afghanistan cenderung meningkat sejak penarikan pasukan asing pada 2021.
Sejauh ini, belum ada satu pun negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan sejak 2021. Banyak negara mendesak Taliban untuk terlebih dahulu memerhatikan hak-hak perempuan sebelum bisa mendapat pengakuan global.
Sejak Taliban berkuasa, sebagian besar anak perempuan dan wanita sudah tidak lagi bersekolah atau kuliah. Saat ini, kegiatan sekolah bagi perempuan di bawah kepemimpinan Taliban hanya diperbolehkan bagi siswa kelas 1 hingga 6 sekolah dasar.(Wionnews/OL-5)
Terkini Lainnya
Malaysia Gabung Indonesia Jaga Perdamaian di Palestina
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
500 Warga Jakarta Terima Bantuan 2,5 Ton Beras dari PBB
PBB Kecam Tentara Israel yang Lepaskan Anjing ke Tahanan Palestina
Pasukan Israel Terus Bombardir Gaza Meski PBB Minta Akses Bantuan Kemanusiaan
Warga Gaza Butuh Lebih dari Sekadar Makanan
Menlu Retno Marsudi Hadiri Pertemuan Doha III Bahas Ekonomi Afghanistan
Indonesia dan PBB Bahas Afghanistan
Taliban Keberatan Dicap Represif oleh PBB
PBB Kecam Penghapusan Pendidikan bagi Perempuan di Afghanistan
BBC Bongkar Kekejian Tentara Inggris Bunuh 54 Tahanan Afghanistan
Respons Hamas Atas Taliban yang Menguasai Afghanistan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap