visitaaponce.com

Pertempuran Militer Rusia-Ukraina Sengit Kian Jauh dari Negosiasi

Pertempuran Militer Rusia-Ukraina Sengit Kian Jauh dari Negosiasi
Tentara Ukraina berada di dekat jembatan yang hancur diserang rudal Rusia di wilayah Kharkiv, Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.(Dimitar Dilkoff / AFP)

PASUKAN militer Rusia dan Ukraina bertempur sengit di timur Ukraina tanpa perubahan teritorial yang signifikan selama seminggu terakhir.

Perang hari ke-41 di wilayah timur Ukraina, dengan tidak ada pihak yang menunjukkan keinginan untuk negosiasi segera untuk mengakhiri pertempuran.

Sementara itu, Ukraina melakukan serangan ke wilayah perbatasan Rusia. Amerika Serikat dan sekutunya terus menekan Rusiadengan berbagai sanksi ekonomi.

Baca juga : Kembali Rebut Kherson, Ukraina Tolak Berdamai dengan Rusia

Pada Senin (5/12) pagi, seperti yang sering dilakukan dalam beberapa pekan terakhir, Rusia menembakkan sekitar 70 rudal ke kota-kota Ukraina seperti Kyiv, Vinnytsia, dan Odesa.

Serangan tersebut merusak infrastruktur energi, yang dalam beberapa kasus baru saja diperbaiki setelah sebelumnya dihantam.

Meskipun para pejabat Ukraina mengklaim sistem pertahanan udara negaranya sukses merontokan lebih dari 60 rudal ini.

Baca juga : Rusia Hancurkan Industri Militer Ukraina

Serangan rudal Rusia menewaskan empat orang dan membuat sebagian ibu kota kembali menjadi dingin dan gelap akibat listrik padam.

Rusia mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas Ukraina yang menggunakan drone untuk menyerang dua pangkalan militer, lapangan udara Engels di Sungai Volga dan pangkalan Dyagilevo dekat Ryazan.

Kedua pangkalan masing-masing berjarak 700 km (435 mil) dan 600 km (373 mil) dari perbatasan Rusia-Ukraina, dan merupakan serangan terdalam Ukraina ke Rusia.

Baca juga : Zelensky: Rusia Kerahkan Segala Upaya Hentikan Tentara Ukraina

Foto-foto yang diposting di media sosial menunjukkan Ukraina telah menggunakan drone pengintai Tu-141 era Soviet, yang terbang dengan kecepatan tinggi, memiliki jangkauan 1.000 km (621 mil) dan dapat melewati pertahanan Rusia.

“Ukraina telah memutuskan untuk mengubah kalkulus Rusia [komandan pasukan Ukraina, Sergei] Surovikin. Serangan terhadap pangkalan udara Rusia adalah cara Ukraina untuk mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki keunggulan asimetris dengan rudal jarak jauh yang mereka pikir mereka miliki,” tulis pensiunan perwira militer Australia, Mayor Jenderal Mick Ryan.

Dalam panggilan telepon selama satu jam pada tanggal 2 Desember, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa serangan terhadap infrastruktur sipil Ukraina harus dihentikan.

Namun pihak Rusia mengatakan bahwa serangan balasana tak terelakkan sebagai respons terhadap 'serangan provokatif' Ukraina. (Aljazeera/Fer/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat