Tiongkok Kembali Buka Kedubes di Nikaragua
TIONGKOK membuka kembali kedutaan besarnya di Nikaragua pada Jumat (31/12), beberapa minggu setelah negara Amerika Tengah itu mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Beijing.
Perubahan itu merupakan kemenangan politik bagi Tiongkok, yang menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang akan dipersatukan kembali, dengan kekerasan jika perlu. Beijing telah meningkatkan tekanan untuk mengisolasi Taiwan di panggung internasional.
Pengumuman tiga minggu lalu itu membuat Taiwan hanya memiliki 14 sekutu diplomatik, bahkan ketika Taipei memperkuat hubungan dengan beberapa rekan Barat tidak resmi termasuk Amerika Serikat.
"Anda diterima di Nikaragua dengan kepastian bahwa kedua negara memiliki masa depan kesuksesan dan kemenangan di depan kita dalam hubungan persaudaraan kita," kata Menteri Luar Negeri Nikaragua Denis Moncada, pada upacara yang menandai pembukaan kembali kedutaan.
Kedutaan besar Tiongkok yang baru akan berada di bawah perintah Yu Bu, yang meresmikannya pada upacara tersebut dengan Moncada dan pejabat lainnya termasuk Laureano Ortega, putra dan penasihat Presiden Daniel Ortega.
Tiongkok telah menghabiskan beberapa dekade mendorong sekutu diplomatik Taiwan yang semakin berkurang untuk beralih pihak, termasuk tiga lainnya di Amerika Latin dalam beberapa tahun terakhir yakni Panama, El Salvador dan Republik Dominika.
Pada 9 Desember, pemerintahan Ortega mengumumkan bahwa Nikaragua mengikutinya.
"Republik Rakyat Tiongkok adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh Tiongkok, dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok," kata Moncada saat itu.
Seorang Marxis yang membara di masa mudanya, Ortega memerintah Nikaragua dari 1979 hingga 1990. Dia sebelumnya mengubah pengakuan menjadi Tiongkok pada 1985 tetapi penggantinya, Violeta Chamorro, mengubahnya kembali lima tahun kemudian.
Pemulihan hubungan dengan Tiongkok terjadi ketika Amerika Serikat dan Uni Eropa mengintensifkan sanksi terhadap Nikaragua. Ortega memenangkan masa jabatan keempat pada November dalam pemilihan di mana saingan utamanya berada di penjara. (Straitstimes/OL-12)
Terkini Lainnya
Nikaragua Minta ICJ Setop Bantuan Militer Jerman ke Israel
19 Orang Tewas Dalam Kecelakaan Bus di Nikaragua
Puma Albino Langka Lahir di Kebun Binatang Nikaragua
Raisi: Iran dan Venezuela Berteman dengan Musuh yang Sama
Presiden Iran Berkunjung ke Negara-Negara yang Disanksi AS
Presiden Nikaragua Dukung Sikap Rusia atas Ukraina
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap