visitaaponce.com

PM Israel Harap Rezim Iran Berubah dalam Tahun Baru Persia

PM Israel Harap Rezim Iran Berubah dalam Tahun Baru Persia
Naftali Bennett (dua dari kiri).(AFP/Maya Alleruzzo.)

PERDANA Menteri Israel Naftali Bennett pada Minggu (20/3) mengharapkan perubahan rezim politik bagi musuh bebuyutannya, Iran. Pesan itu seiring dengan peringatan Tahun Baru Persia atau Nowruz.

"Nowruz secara harfiah berarti hari baru. Dan itulah harapan terbesar saya kepada Anda, rakyat Iran, bahwa Anda akan melihat hari baru, hari kebebasan dari rezim Iran yang kejam," katanya dalam pesan video berbahasa Inggris. Israel menganggap Iran sebagai ancaman eksistensial dan kedua negara telah berselisih sejak Revolusi Islam 1979 yang menggulingkan Shah yang didukung Barat. 

Pernyataan Bennett juga datang ketika Israel dengan keras menentang kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. Kesepakatan itu memberikan keringanan sanksi yang sangat dibutuhkan republik Islam sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya, tetapi mulai terurai setelah AS secara sepihak menarik diri pada 2018. 

Baca juga: Iran Katakan Hadir di Suriah untuk Bantu Perangi ISIS

Pada Jumat, Bennett telah meminta AS untuk tidak menghapus Pengawal Revolusi Iran dari daftar hitam organisasi teroris asing sebagai bagian dari kesepakatan baru. "Korps Pengawal Revolusi Islam ialah organisasi teroris yang telah membunuh ribuan orang, termasuk orang Amerika," katanya dalam pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri Yair Lapid.

Amerika Serikat mengatakan pada Rabu bahwa Washington dan Teheran hampir mencapai kesepakatan untuk memulihkan kesepakatan 2015. "Kami hampir mencapai kemungkinan kesepakatan, tetapi kami belum sampai di sana," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price. "Kami pikir masalah yang tersisa dapat dijembatani."

Baca juga: Pakar PBB: Iran Eksekusi 280 Orang pada 2021

Sumber yang dekat dengan pembicaraan mengatakan masalah yang luar biasa termasuk tuntutan Teheran agar Washington menghapus Garda Revolusi sebagai kelompok teroris. Pada pertemuan kabinet Minggu, Bennett mengecam keinginan untuk menandatangani kesepakatan Iran, "Dengan harga berapa pun, termasuk mengatakan bahwa organisasi teroris terbesar di dunia bukanlah organisasi teroris. Itu harga yang terlalu tinggi untuk dibayar," tambahnya. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat