Oposisi Belarus Serukan Sanksi Keras pada Lukashenko
![Oposisi Belarus Serukan Sanksi Keras pada Lukashenko](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/03/04e905ad494f6edd2db6778fd3e53105.jpg)
SEORANG tokoh oposisi Belarus terkemuka, pada Rabu (23/3), mendesak Barat untuk memperkuat sanksi terhadap Presiden Alexander Lukashenko dan rezimnya karena mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Lukashenko telah mendukung perang Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memungkinkan dia untuk melancarkan serangan dari wilayah Belarus.
Meskipun dia telah menghadapi sanksi yang diperketat sejak menindak keras aksi protes massa di Belarus menyusul pemilihan umum pada 2020 yang secara luas dikecam sebagai kecurangan, para kritikus berpendapat negara-negara Barat dapat dan harus melangkah lebih jauh.
"Lukashenko pantas mendapatkan kecaman global yang jauh lebih banyak daripada yang telah terjadi," kata Pavel Latushko, seorang pembangkang Belarus yang berbasis di Polandia menulis di surat kabar The New European.
Baca juga : Ini Alasan Rusia Mati-matian Kepung Mariupol
"Dia mungkin pion Putin. Tapi dia juga pemain utama dalam pertunjukan horor ini, dan sudah saatnya Barat menyadarinya, dan bertindak sesuai dengan itu. Kedua monster ini harus dimintai pertanggungjawaban," terangnya.
Latushko, yang melarikan diri dari tanah airnya di tengah tindakan keras yang telah membuat puluhan ribu orang ditahan, telah menulis surat terbuka kepada para pemimpin dunia yang mendesak mereka untuk menjatuhkan sanksi pada Belarus seperti yang dilakukannya pada Rusia.
Dia juga ingin masyarakat internasional mempertimbangkan untuk memasukkan Lukashenko dalam setiap tuduhan kejahatan perang yang diajukan. Dia pun mencatat bahwa para pembangkang juga telah mengumpulkan bukti tentang penindasan brutalnya di Belarus.
"Barat membutuhkan tanggapan yang serius; penuntutan atas kejahatan masa lalunya; sanksi atas kejahatannya saat ini," kata Latushko dalam surat itu.
Awal bulan ini, Amerika Serikat memperbarui sanksi terhadap Lukashenko, sementara AS memperketat pembatasan pada pemerintahannya dan ekonomi negara itu.
Itu termasuk pembatasan visa pada puluhan orang yang diduga terlibat dalam merusak demokrasi di Belarus serta larangan ekspor barang mewah ke negara Eropa timur dan langkah lainnya.
Sementara Inggris saat ini memiliki 108 individu dan 10 entitas dari Belarus yang dikenai sanksi, setelah memperluas daftar targetnya awal bulan ini. (AFP/Nur/OL-09)
Terkini Lainnya
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Rusia Salahkan AS Akibat Serangan Rudal Ukraina di Krimea
IOC Rilis Daftar Atlet Rusia dan Belarus yang Diizinkan Tampil di Olimpiade Paris 2024
Atlet Rusia dan Belarus Dilarang Ambil Bagian di Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024
Sabalenka vs Zheng: Pertarungan Sengit Mencetak Sejarah di Final Australian Open
Cabut Skorsing, Federasi Bulu Tangkis Dunia Izinkan Rusia dan Belarus Berkompetisi di 2024
Presiden IOC Bela Keputusan Asingkan Rusia
Belarus Siap Jadi Lokasi Senjata Nuklir untuk Antisipasi Serangan Barat
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap