Amnesty Desak India Hentikan Kekerasan terhadap Demonstran Muslim
![Amnesty Desak India Hentikan Kekerasan terhadap Demonstran Muslim](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/b6643ed899255fc02559d72740a1eb23.jpg)
INDIA harus segera mengakhiri tindakan keras terhadap Muslim yang turun ke jalan untuk memprotes pernyataan pejabat partai yang berkuasa tentang Nabi Muhammad. Ini diserukan Amnesty International, Selasa (14/6).
Dua demonstran tewas dan ratusan lain ditangkap pekan lalu dalam protes nasional atas komentar yang dinilai menghina Nabi Muhammad. Akibat penghinaan itu, India dalam kehebohan diplomatik dan menyebabkan kemarahan luas di dunia Islam.
Rekaman buldoser yang menghancurkan rumah mereka yang ditangkap atau diidentifikasi sebagai pengunjuk rasa telah menyebar di media sosial. Pihak berwenang, "Secara selektif dan kejam menindak Muslim yang berani berbicara menentang diskriminasi yang dihadapi oleh mereka," kata Aakar Patel dari Amnesty dalam suatu pernyataan.
"Menindak para pengunjuk rasa dengan penggunaan kekuatan berlebihan, penahanan sewenang-wenang, dan penghancuran rumah sebagai hukuman merupakan pelanggaran total terhadap komitmen India di bawah hukum hak asasi manusia internasional." Lebih dari 300 orang telah ditangkap di negara bagian Uttar Pradesh utara karena bergabung dalam demonstrasi pekan lalu.
Baca juga: Uttar Pradesh Hancurkan Sejumlah Rumah Muslim dan Tangkap Ratusan Orang
Kepala menteri negara bagian itu, biksu Yogi Adityanath, ialah salah satu politikus nasionalis Hindu paling terkemuka di India. Ia dikenal karena retorika sektariannya terhadap 200 juta minoritas Muslim di India.
Adityanath berulang kali meminta pihak berwenang untuk menghancurkan rumah orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan. Desakan ini menurut para kritikus melanggar larangan undang-undang konstitusional dan hak asasi manusia tentang hukuman kolektif.
Amnesti telah menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat dari pengunjuk rasa yang ditahan. Patel mengatakan penangkapan dan pembongkaran termasuk, "Bagian dari eskalasi yang mengkhawatirkan dari tindakan negara yang menargetkan Muslim."
Sejak berkuasa secara nasional pada 2014, Partai Bharatiya Janata (BJP) dituduh memperjuangkan kebijakan diskriminatif terhadap umat Islam. Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengusulkan undang-undang kontroversial yang memberikan kewarganegaraan lebih cepat kepada pengungsi di India, tetapi tidak jika mereka Muslim. Pemerintah negara bagian yang dikuasai BJP mengesahkan undang-undang yang mempersulit pernikahan antaragama.
Kota-kota di seluruh India menyaksikan demonstrasi yang cukup besar pada Jumat. Beberapa orang membakar patung Nupur Sharma, juru bicara BJP yang komentarnya selama acara debat TV memicu kehebohan.
Baca juga: Biden Kunjungi Timur Tengah Bulan Depan, Temui MBS yang Kontroversial
Sharma telah diskors dari partai tersebut yang mengeluarkan pernyataan bahwa mereka menghormati semua agama. Pemerintahan dari hampir 20 negara mayoritas Muslim memanggil duta besar India untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.
Pada Jumat juga menyaksikan protes besar di negara-negara tetangga. Polisi memperkirakan lebih dari 100.000 orang dimobilisasi di seluruh Bangladesh setelah shalat zuhur. Sekitar 5.000 orang turun ke jalan di kota Lahore, Pakistan, menuntut pemerintah mereka mengambil tindakan lebih keras terhadap India atas komentar tersebut. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Narendra Modi Dipaksa Berkoalisi
NU-India Berdiskusi Atasi Ancaman terhadap Umat Minoritas India
Ketua Komisi I DPR Dukung Langkah Kemenlu RI Kecam Politisi BJP India
AS Kutuk Pernyataan Pejabat Partai India tentang Nabi Muhammad
Uttar Pradesh Hancurkan Sejumlah Rumah Muslim dan Tangkap Ratusan Orang
Komentari Saksi, Donald Trump Berhadapan dengan Sidang Penghinaan
Supermarket di Malaysia Diserang Gara-Gara Kaos Kaki Bertuliskan Allah
NasDem Minta Lurah Ancol Dicopot Karena Hina PPSU
Lurah Sering Lontarkan Hinaan Miskin, Petugas PPSU Ancol Mogok Kerja
Terbukti Bersalah, Departemen Kehakiman Tak Lagi Lindungi Donald Trump
Ulah Nikita Mirzani di Persidangan Bisa Dikenai Hukuman Tambahan
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap