visitaaponce.com

PM Israel Kunjungi Prancis Bahas Sengketa Gas dengan Libanon

PM Israel Kunjungi Prancis Bahas Sengketa Gas dengan Libanon
PM Israel Yair Lapid berbicara kepada pers sebelum menaiki penerbangannya ke Prancis, Bandara Ben Gurion Israel di Lod, Selasa (5/7).(AFP/Guillaume Lavallee.)

PERDANA Menteri Israel Yair Lapid berangkat dalam perjalanan luar negeri pertamanya, Selasa (5/7), ke Prancis. Ia akan meminta dukungan pada perselisihan gas dengan Libanon. Beberapa hari lalu Israel menembak jatuh tiga pesawat tak berawak Hizbullah.

Lapid mengambil alih jabatan perdana menteri pada Jumat setelah runtuhnya pemerintah koalisi Israel. Ini akan membuat negara itu kembali ke tempat pemungutan suara pada November untuk pemilihan kelima dalam waktu kurang dari empat tahun.

Pemimpin baru itu dihadapkan dengan ujian pertama sehari kemudian, ketika gerakan Hizbullah Libanon meluncurkan tiga drone menuju ladang gas lepas pantai di Mediterania timur. Berbicara sebelum keberangkatannya dari Tel Aviv, Lapid mengatakan dia akan mengangkat masalah ini dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

"Kami juga akan membahas tentu saja apa yang terjadi baru-baru ini di lepas pantai Libanon," kata Lapid. "Terjadi serangan berulang kali terhadap rig gas Israel. Israel tidak akan menerima serangan semacam ini terhadap kedaulatannya."

Libanon menolak klaim Israel bahwa ladang gas Karish terletak di dalam wilayah perairannya. Israel dan Libanon melanjutkan negosiasi di perbatasan maritim mereka pada 2020, meskipun situs Karish berada di luar wilayah yang disengketakan dan ditandai sebagai Israel di peta PBB sebelumnya.

Pembicaraan yang didukung AS telah terhenti oleh permintaan Beirut bahwa peta PBB harus dimodifikasi. Pendukung Hizbullah, Iran, juga akan menjadi agenda pada pembicaraan bilateral di Paris, karena Israel berdiri teguh menentang upaya internasional untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Teheran. "Penting agar posisi kami yang menentang kesepakatan ini didengar," kata Lapid, Selasa.

Para pejabat Israel khawatir bahwa memberikan keringanan sanksi kepada Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya dapat memungkinkan Teheran untuk meningkatkan pendanaan kepada Hizbullah serta kelompok militan Palestina Hamas.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan masalah gas Lebanon akan menjadi agenda utama selama pembicaraan di Istana Elysee di Paris. "Kami akan meminta Prancis untuk campur tangan untuk mengamankan negosiasi yang ingin kami pimpin sampai akhir masalah gas itu," kata pejabat itu kepada wartawan yang bepergian dengan perdana menteri. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat