Kabinet Perang Israel Pecah, Pemerintahan Netanyahu Hilang Kendali
![Kabinet Perang Israel Pecah, Pemerintahan Netanyahu Hilang Kendali](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/6215fb91e2433e09fe3c140c41700add.jpg)
PERPECAHAN dalam kabinet perang Israel terjadi akibat rencana pemerintahan pascaperang di Jalur Gaza. Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Israel tidak boleh mengambil alih pemerintahan sipil dan militer di Gaza.
Pada Rabu (15/5), Gallant mengatakan dia menentang kendali militer Israel atau mengambil tanggung jawab atas pemerintahan Gaza.
"Saya harus tegaskan kembali. Saya tidak akan menyetujui pembentukan pemerintahan militer Israel di Gaza. Israel tidak boleh mendirikan pemerintahan sipil di Gaza," katanya dalam konferensi pers dilansir Aljazeera, Kamis (16/5).
Baca juga : Benjamin Netanyahu Dongkol Diprotes Mahasiswa AS terkait Palestina
Sejak konflik dimulai pada Oktober, Gallant telah mengungkapkan masalah ini secara konsisten di kabinet, tetapi tidak mendapat tanggapan baik. Bahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegur dan memintanya untuk mengubah keputusan.
Anggota kabinet lain mendukung Gallant, Benny Gantz, yang sebelumnya pernah berselisih dengan Netanyahu.
"Gallant menyampaikan kebenaran. Merupakan tanggung jawab kepemimpinan untuk melakukan hal yang benar bagi negara dengan segala cara," ungkap Gantz.
Kritik Gallant ini juga mengingatkan pada sikap sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS). Mereka sempat mendorong peran Otoritas Palestina (PA) yang didukung internasional untuk menggantikan Hamas. Namun, Netanyahu menolak hal tersebut.
Baca juga : Pejabat Jalur Gaza: Serangan Israel Bunuh Sembilan Anggota Keluarga di Rafah
Mohammed Jamjoom dari Al Jazeera melaporkan bahwa ini semua benar-benar menunjukkan perpecahan yang semakin dalam di antara anggota kabinet perang pada saat yang sangat kritis.
"Menteri Pertahanan yang gagal pada 7 Oktober dan terus gagal hingga saat ini. Menteri Pertahanan seperti itu harus diganti untuk mencapai tujuan perang," kata Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir di postingan X.
"Menteri Pertahanan Gallant hari ini mengumumkan dukungannya terhadap pembentukan negara teroris Palestina sebagai hadiah atas terorisme dan Hamas atas pembantaian paling mengerikan terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust," tulis Menteri Keuangan Bezalel Smotrich di X.
Baca juga : Ribuan Warga Israel Kecam Netanyahu karena Gagal di Gaza
Perpecahan AS-Israel
Meskipun berjanji menghancurkan Hamas, Netanyahu belum menyatakan visi yang jelas setelah perang. Kini, militer Israel terus meningkatkan serangan tanpa batas di wilayah tersebut.
Padahal, sebanyak 600.000 orang telah menyelamatkan diri dari Rafah selatan, sehingga tekanan semakin besar datang dari dalam negeri dan sekutunya di luar negeri, terutama Amerika Serikat yang meminta rencana tata kelola, keamanan, dan pembangunan kembali.
Ketidaksepakatan mengenai masa depan Gaza telah menyebabkan meningkatnya perselisihan publik antara Israel dan Amerika.
Baca juga : Netanyahu Setuju Perundingan lagi, Lima Warga Gaza Tewas dalam Bantuan Makanan
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegur Israel karena kurangnya rencana dalam beberapa kritik publiknya yang paling keras. Jamjoom mengatakan perkembangan terakhir ini menunjukkan perpecahan yang lebih besar dalam hubungan antara AS dan Israel.
Kehilangan kendali
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan pemerintahan Netanyahu telah kehilangan kendali. "Hubungan dengan AS sedang runtuh, kelas menengah pun runtuh," katanya.
"Tentara dibunuh setiap hari di Gaza dan mereka saling bertempur di televisi. Kabinet dibongkar dan tidak berfungsi. Para menteri melakukan protes di depan rapat kabinet," ujarnya.
Hingga Senin, 272 tentara Israel telah tewas dan 1.674 lain terluka di Gaza dan sepanjang perbatasan dengan wilayah Palestina sejak dimulainya perang. Pada Kamis, militer Israel mengatakan lima tentara tewas di Gaza utara dan menghubungkannya dengan tembakan sesama rekan.
Dikatakan dalam suatu pernyataan bahwa tujuh tentara terluka dalam insiden pada Rabu. Menurut penyelidikan awal, dua tank Israel di daerah tersebut melepaskan tembakan ke suatu rumah yang digunakan oleh wakil komandan batalion Israel, kata militer.
Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan pada Rabu sebagai tanggapan terhadap perdebatan mengenai masa depan Gaza pascaperang bahwa gerakan Hamas akan tetap ada. (Aljazeera/Z-2)
Terkini Lainnya
Perpecahan AS-Israel
Kehilangan kendali
Indonesia Dukung Putusan ICJ soal Pendudukan Israel di Palestina Ilegal
Kedatangan Netanyahu di Washington di Tengah Krisis Politik dan Ketegangan Regional
Yordania Mengutuk Langkah Israel yang Melabeli UNRWA sebagai 'Organisasi Teroris'
Le Minerale Tegaskan tidak Terafiliasi dengan Israel
Mahathir Desak Dunia Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian ke Gaza
Houthi Tegaskan tidak Ada Batasan Tanggapi Serangan Israel
Mahathir Desak Dunia Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian ke Gaza
Israel Bunuh 20 Warga Gaza setelah Perintahkan Evakuasi
Dokter Spesialis SKP
Profesor Jabatan Akademik, bukan Gelar
Guru Besar di Indonesia: Mendorong Prestise dan Kualitas Akademik
Memahami Perlinsos, Bansos, dan Jamsos
Menyempitnya Ruang Fiskal APBN Periode Transisi Pemerintahan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap