visitaaponce.com

Armenia dan Azerbaijan Bersitegang

Armenia dan Azerbaijan Bersitegang
Tentara Armenia bersiaga di garis perbatasan, saat konflik dengan Azerbaijan semakin memanas.(AFP/Aris M)

KETEGANGAN baru meletus di Nagorno-Karabakh pada Rabu (3/8) usai tiga tentara tewas dan Azerbaijan menguasai beberapa ketinggian strategis di wilayah yang disengketakan. Eskalasi itu langsung memicu reaksi internasional.

Pada Rabu, ketegangan baru meletus ketika Azerbaijan mengatakan telah kehilangan seorang tentara dan Karabakh mengatakan dua tentaranya tewas dan lebih dari selusin terluka.

Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan Karabakh menargetkan posisi tentaranya di distrik Lachin, yang berada di bawah pengawasan pasukan penjaga perdamaian Rusia.

Tentara Azerbaijan kemudian melakukan operasi yang dijuluki pembalasan sebagai tanggapan dan mengambil kendali beberapa ketinggian strategis di Karabakh. Tentara negara bagian yang memisahkan diri itu menuduh Azerbaijan melanggar gencatan senjata dan membunuh dua tentara dan melukai 14 lainnya.

Karabakh mendeklarasikan "mobilisasi parsial", kata militernya dalam sebuah pernyataan. Armenia meminta masyarakat internasional untuk membantu menghentikan tindakan agresif Azerbaijan setelah gejolak tersebut.

"Azerbaijan melanjutkan kebijakan terornya terhadap penduduk Nagorno-Karabakh," kata kementerian luar negeri Armenia.

Baca juga: Armenia Sebut Enam Tentaranya Ditangkap Azerbaijan di Perbatasan

Kemudian Armenia menuduh Azerbaijan berusaha membuat perubahan sepihak atas koridor Lachin yang menghubungkan Armenia dan Karabakh.

Rusia menuduh Azerbaijan melanggar gencatan senjata dan berjanji untuk menstabilkan situasi.

"Rezim gencatan senjata dilanggar oleh angkatan bersenjata Azerbaijan di sekitar ketinggian Saribaba," kata kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

"Komando pasukan penjaga perdamaian Rusia, dengan perwakilan Azerbaijan dan Armenia, mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan situasi," imbuhnya.

Penting untuk Mengurangi Eskalasi

Eskalasi terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada hari Selasa. Uni Eropa menyerukan penghentian segera permusuhan antara pasukan Azerbaijan dan Armenia di Karabakh.

"Sangat penting untuk mengurangi ketegangan, sepenuhnya menghormati gencatan senjata dan kembali ke meja perundingan untuk mencari solusi yang dinegosiasikan," kata Juru Bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell dalam sebuah pernyataan.

"Uni Eropa tetap berkomitmen untuk membantu mengatasi ketegangan dan melanjutkan keterlibatannya menuju perdamaian dan stabilitas berkelanjutan di Kaukasus Selatan," tambah Borrell.(AFP/OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat