Raksasa Migas Rusia Minta Tiongkok Beli Gas Pakai Yuan dan Rubel
![Raksasa Migas Rusia Minta Tiongkok Beli Gas Pakai Yuan dan Rubel](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/71e442b295ca3f404b2aff8c2e29b975.jpg)
PERUSAHAAN raksasa minyak dan gas Rusia, PJSC Gazprom mempersilakan Tiongkok membayar gas Rusia dalam rubel dan yuan, bukan dolar Amerika Serikat (AS). Langkah ini karena Moskow ingin mencari hubungan lebih dekat dengan Beijing setelah sanksi barat atas Ukraina.
"Transisi dilakukan untuk melakukan pembayaran pasokan gas Rusia ke Tiongkok dalam mata uang nasional negara-negara tersebut, rubel dan yuan," kata Gazprom dalam sebuah pernyataan, Selasa (6/9).
Perusahaan yang dikelola negara itu menandatangani perjanjian untuk kontrak dengan China National Petroleum Corp pada Selasa, (6/9). Pembayaran akan dilakukan dengan cara 50% rubel dan 50% dalam yuan. Ini akan berlaku dalam waktu dekat.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut pelanggan utama Gazprom di Eropa membayar gas mereka dalam rubel awal tahun ini setelah AS dan sekutunya membekukan lebih dari US$300 miliar cadangan bank sentral Rusia yang disimpan dalam dolar dan euro atas invasinya ke Ukraina.
Beberapa pembeli gas menolak dan Gazprom memutuskan memotong pasokan gas ke sekutu AS. Rusia juga beralih ke pembayaran rubel untuk gas dengan Turki, yang belum bergabung dengan sanksi dan tengah dikabarkan menjalin hubungan dekat dengan Kremlin.
Kontrak Gazprom untuk memasok ke Tiongkok melalui pipa Power of Siberia sejak ditandatangani pada 2019. Kontrak ini diperkirakan bernilai US$400 miliar selama masa pakainya 30 tahun. Pengiriman gas terus meningkat dan akan mencapai setidaknya 15 miliar meter kubik pada tahun ini. Angka ini lebih tinggi ibandingkan dengan 10,4 miliar meter kubik yang dikirimkan tahun lalu.
Pada Februari lalu, Putin mengunjungi Beijing dalam persiapan perang dengan Ukraina, Gazprom menandatangani kesepakatan kedua untuk mengirimkan 10 miliar meter kubik per tahun selama 25 tahun melalui pipa baru, meskipun pasokan belum dimulai.
Beberapa minggu kemudian, produsen gas itu juga menandatangani kontrak untuk merancang tautan Soyuz Vostok melintasi Mongolia menuju Tiongkok, yang dapat mengangkut sebanyak 50 miliar meter kubik per tahun. (Bloomberg/OL-8)
Terkini Lainnya
Optimalisasi Produksi Migas, ESDM Upayakan Pengembalian Blok Potensial
Pentingnya Keterlibatan Masyarakat dalam Produksi Migas
Incar Blok Baru, Pertamina Internasional EP Ekspansi ke Timur Tengah
Konversi Kapal Tanker Jadi FSPO di Batam Rampung 80%
SKK Migas Kejar Kenaikan Investasi Hulu hingga 17%
Jangkau Wilayah Terpencil, Legislator Apresiasi Distribusi BBM Sampai Pelosok
Dolar AS Perkasa, Investor Tunggu Kabar The Fed
Ekonomi Terus Melemah, Investor Berbondong-bondong Kabur dari Tiongkok
Yuan Terkoreksi 448 basis poin menjadi 6,9791 terhadap Dolar AS
Sediakan Pilihan Remitansi ke Tiongkok, Toko Remit Jamin Keamanan dan Kecepatan Layanan
Kurs Dolar Jatuh Setelah Mencapai Tertinggi Dalam Dua Dekade
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap