visitaaponce.com

Pilihan Politik Pengaruhi Asmara di Brasil

Pilihan Politik Pengaruhi Asmara di Brasil
Logo aplikasi mencari jodoh Tinder dan Bumble.(AFP/Mauro PIMENTEL)

DI Brasil, kandidat presiden yang Anda pilih bisa mempengaruhi apakah Anda bisa mendapatkan kencan atau tidak.

"Tolong berita tahu saya Anda bukan sayap kiri, Anda terlalu cantik untuk menjadi sayap kiri," ungkap Vivian dalam salah satu pesan yang diterimanya di aplikasi kencan Tinder.

Namun, Vivian adalah pendukung Luiz Inacio Lula da Silva, kandidat sayap kiri, yang akan berhadapan dengan petahanan Presiden Jair Bolsonaro dalam pemilu yang akan digelar 30 Oktober mendatang.

Baca juga : Brasil Kecam 'Kelumpuhan' DK PBB terkait Gaza dan Ukraina dalam Pertemuan G20 

Menjelang pemilu itu, terlihat jelas bahwa politik telah merasuki unsur kehidupan lain di Brasil.

Ternyata daya tarik fisik saja tidak cukup bagi para pencari jodoh di aplikasi kencan seperti Tinder, Bumble, Happn, dan Grindr. Hal itu terlihat jelas di Brasil.

"Saya adalah pendukung sayap kiri. Saya akan bertanya siapa yang akan Anda pilih. Saya merasa sangat penting kita memiliki pikiran yang sama," tegas Gabriela S, psikolog berusia 25 tahun asal Sao Paulo di profil Bumblenya.

Baca juga : PBB Ingatkan Ledakan Kematian Anak Gaza karena Bencana Kelaparan

"Saya rasa tidak masuk akal jika saya harus berkencan dengan pendukung sayap kanan," ungkap Gabriela sembari menambahkan dirinya tidak akan menikmati berbicara dengan seseorang yang berpandangan rasis atau membenci komunitas LGBTQ.

Pendukung Bolsonaro, presiden sayap kanan yang menjabat sejak 2019, bahkan telah membentuk komunitas bagi para pencari jodoh di media sosial.

Sebuah grup Facebook yang diberi nama Bolsoteiros, permainan kata dari Bolsonaro dan jomblo telah memiliki 6.700 anggota.

Baca juga : Lula dan Blinken Bertemu, Setelah Brasil Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza

"Kelompok sayap kiri mendukung semua yang kami tidak sukai," ujar Elaine Souza, 46, di laman yang didirikannya pada 2019.

Pemilu di Brasil benar-benar sangat membelah warga negara itu sehingga filter politik adalah yang paling banyak digunakan warga negara Amerikan Selatan itu. Hal itu diungkapkan Direktur Komunikasi Bumble Amerika Selatan Javier Tuiran.

"Penggunaan filter politik meningkat beberapa bulan sebelum putaran pertama pemilu presiden, 2 Oktober lalu, yang dimenangkan Lula dengan raihan 48% suara," ungkap Tuiran.

"Saya hanya mau berkencan dengan mereka yang tidak memilih Bolsonaro. Masalah lain bisa diselesaikan kemudian," tegas Rafael dalam profil Tindernya. (AFP/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat