visitaaponce.com

Kelompok Gerilyawan Culik 50 Perempuan di Burkina Faso

Kelompok Gerilyawan Culik 50 Perempuan di Burkina Faso
Arbinda berada di wilayah Sahel di Burkina Faso utara, yang dikuasai kelompok gerilyawan dan terjadi penculikan terhadap 50 perempuan.(AFP)

KELOMPOK gerilyawan menyekap sekitar 50 perempuan di Provinsi Soum, Burkina Faso, pada 12 dan 13 Januari 2023. Para perempuan itu ditangkap paksa hingga diculik.

Negara Afrika Barat yang terkurung daratan itu adalah salah satu negara termiskin dan paling bergejolak di dunia.

Sejak 2015, telah bergulat dengan pemberontakan yang dipimpin oleh militan yang berafiliasi dengan al Qaeda dan kelompok lainnya.

Gerakan tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat sekitar dua juta orang mengungsi.

"Para perempuan berkumpul untuk pergi dan mengumpulkan daun dan buah-buahan liar di semak-semak karena tidak ada yang tersisa untuk dimakan," kata seorang warga.

Namun, kaum hawa yang mencari makanan itu tidak kunjung kembali ke desa. Pada Kamis (12/1) malam mereka dipastikan telah diculik gerilyawan.

Itu berdasarkan keterangan tiga perempuan yang selamat. "Kami yakin para penculik membawa mereka ke markas mereka," tambahnya.

Menurut pejabat lokal yang mengkonfirmasi penculikan tersebut, tentara dan pembantu sipilnya telah melakukan penyisiran namun tidak menemukan satu pun korban.

Arbinda berada di wilayah Sahel di Burkina Faso utara, sebuah wilayah yang diblokade oleh kelompok-kelompok gerilyawan.

Kota itu dilanda serangan yang sering menargetkan warga sipil. Pada Agustus 2021, 80 orang, termasuk 65 warga sipil tewas dalam serangan terhadap konvoi yang membawa mereka ke Arbinda.

Pada Desember 2019, 35 warga sipil termasuk di antara 42 orang yang tewas dalam serangan di kota itu sendiri. Di banyak bagian Burkina, tanaman dapat ditanam lebih lama karena konflik.

Penduduk Arbinda sangat bergantung pada pasokan makanan dari luar. Pada November 2022, Idrissa Badini, Juru Bicara Masyarakat Sipil, mengkhawatirkan situasi di Arbinda.

"Penduduk, yang telah menghabiskan cadangannya, berada di ambang bencana kemanusiaan," katanya.

PBB mengatakan hampir satu juta orang tinggal di daerah yang diblokade di utara dan timur. Perwira militer yang tidak puas telah melakukan dua kudeta tahun ini untuk menunjukkan kemarahan atas kegagalan untuk menghentikan pemberontakan. (AFP/Cah/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat