visitaaponce.com

Tabrak Tebing Demi Hindari Banyak Korban

Tabrak Tebing Demi Hindari Banyak Korban
Petugas penyelamat mencari korban dari jatuhnya Yeti Airlines di Nepal(AFP/PRAKASH MATHEMA)

KOTAK hitam telah ditemukan sehari setelah Yeti Airlines terjatuh di Nepal pada Minggu (15/1). Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN) menyatakan pesawat itu jatuh di hutan karena menghindari permukiman penduduk.

Temuan perangkat perekam audio di kokpit dan perekam data penerbangan itu pun dapat digunakan untuk membantu penyelidik menentukan apa yang menjadi penyebab pesawat Yeti Airlines jatuh.

Tim penyelamat pada Senin (16/1) terus mencari empat orang dan telah menemukan 68 penumpang yang seluruhnya tewas. Pesawat nahas itu terjatuh di Pokhara, Nepal tengah dan menjadi kecelakaan paling mematikan di negara itu dalam 30 tahun terakhir.

Sebanyak 53 penumpang berpaspor Nepal, lima India, empat Rusia, dua Korea, dan sisanya Irlandia, Australia, Argentina, dan satu Prancis. Enam dari 68 penumpang adalah anak di bawah umur, serta 37 laki-laki dan 25 perempuan.

Juru bicara militer Nepal, Krishna Bhandari, mengatakan operasi pencarian empat orang masih dilanjutkan.

"Masih ada empat orang yang masih hilang," kata Bhandari.

Dia mengatakan tim penyelamat belum menemukan korban selamat di lokasi kecelakaan.

“Ada banyak penyebab kecelakaan pesawat, perlu waktu untuk memahami alasan sebenarnya. Tapi sejauh yang kami lihat, pesawat jatuh karena ketidakseimbangan,” kata pejabat bandara kepada Perdana Menteri Pushpa Kamal Dahal Prachanda, yang tiba di Bandara Internasional Tribhuvan setelah kejadian tersebut, menurut media setempat.

Baca juga: Pasangan Pilot yang Tewas dalam Pesawat Jatuh di Nepal 16 Tahun Terpisah

Menurut informasi yang didapatkan, pilot mengarahkan pesawat ke tebing untuk melindungi pemukiman dari hantaman.

"Pesawat itu tidak jatuh di pemukiman, itu jatuh di tebing. Alasan pastinya akan terungkap setelah penyelidikan," pungkasnya.

Sebelumnya, pemerintah membentuk komite beranggotakan lima orang untuk menyelidiki kecelakaan pesawat dan menyerahkan laporan dalam waktu 45 hari, menurut juru bicara pemerintah dan Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel.

Dia mengatakan pemerintah telah memerintahkan pemeriksaan teknis semua pesawat domestik, dan pemerintah akan menerapkan laporan panel investigasi untuk mencegah kecelakaan di masa depan.

Tahun lalu, 22 orang tewas ketika sebuah pesawat pribadi yang dioperasikan Tara Air Nepal jatuh tak lama setelah lepas landas dari Pokhara.(Anadolu Agency/OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat