visitaaponce.com

59 Warga Pakistan Tewas dari Bom Bunuh Diri

59 Warga Pakistan Tewas dari Bom Bunuh Diri
Bom bunuh diri di Pakistan yang menewaskan 59 orang.(Hundustan Times)

Sebanyak 59 warga Pakistan tewas dalam serangan bom yang menargetkan sebuah masjid di sebuah kompleks keamanan di kota Peshawar, Pakistan. Muhammed Asim, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar, mengatakan 157 orang lainnya luka-luka usai ledakan itu.

Seorang pejabat polisi Pakistan Siddique Khan mengatakan penyerang meledakkan diri di tengah barisan umat muslim yang tengah menjalankan ibadah sholat magrib. Komandan Taliban Pakistan (Tehreek-e-Taliban, atau TTP) Sarbakaf Mohmand awalnya mengaku bertanggung jawab atas serangan itu di Twitter.

Namun beberapa jam kemudian pernyataannya dibantah Juru Bicara TTP Mohammad Khurasani. Dia mengatakan TTP mengecualikan masjid sebagai sasaran serangan. "Tehreek-e-Taliban tidak ada hubungannya dengan serangan ini," katanya.

Masjid ini terletak di dalam kompleks berbenteng tinggi yang mencakup markas besar kepolisian provinsi dan departemen kontraterorisme. Pihak berwenang mengatakan sebagian bangunan runtuh dan banyak orang terjebak di bawah reruntuhan.

Kepala Polisi Peshawar Muhammad Ijaz Khan mengatakan kapasitas aula utama masjid hampir mencapai 300 orang dan hampir penuh pada saat ledakan terjadi. Masjid itu berdekatan dengan Gedung Menteri Utama, Gubernur, dan majelis provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Kamal Hyder dari Al Jazeera, melaporkan dari Islamabad, mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri berada di barisan depan shaf sholat. Shahid Ali, seorang polisi yang selamat dari serangan itu, mengatakan ledakan itu terjadi beberapa detik setelah salat dimulai.

“Saya melihat asap hitam membubung ke langit. Saya berlari keluar untuk menyelamatkan hidup saya,” kata pria berusia 47 tahun itu kepada kantor berita AFP.

Ia mengatakan jeritan orang-orang masih bergema di benaknya. "Orang-orang berteriak minta tolong," tambahnya.

Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengutuk pemboman itu sebagai serangan terhadap Pakistan. Dia menjanjikan tindakan tegas terhadap mereka yang berada di balik serangan itu.

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan turut mengecam kejadian itu. “Kecam keras serangan bunuh diri teroris di garis polisi masjid Peshawar saat salat. Sangat penting kita meningkatkan pengumpulan intelijen kita dan melengkapi pasukan polisi kita dengan benar untuk memerangi ancaman terorisme yang semakin meningkat,” paparnya.

Peshawar, ibu kota provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan, sering mengalami serangan. Maret lalu, seorang pelaku bom bunuh diri menargetkan sebuah masjid di sana, menewaskan 64 orang dalam serangan paling mematikan di Pakistan sejak 2018.

Negara Islam di Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Pakistan mengalami lonjakan kekerasan selama setahun terakhir, dengan banyak serangan terhadap aparat penegak hukum, khususnya di provinsi Khyber Pakhtunkhwa serta provinsi selatan Balochistan.

Pada November tahun lalu, TTP, yang telah memberontak melawan Pakistan selama lebih dari satu dekade, secara sepihak mengakhiri gencatan senjata dengan negara Pakistan. Pada 2022, badan-badan pemantau Pakistan mencatat lebih dari 150 serangan yang diluncurkan oleh TTP, sebuah kelompok yang secara ideologis selaras dengan Taliban Afghanistan, yang melanda seluruh negeri dan menewaskan puluhan orang.

Pihak berwenang khawatir kembalinya kekuasaan Taliban di Afghanistan telah memberanikan TTP dan menyebabkan kebangkitannya. Kelompok tersebut menuntut penerapan interpretasi garis keras mereka terhadap hukum Islam, pembebasan anggota mereka yang ditangkap oleh pemerintah, dan pembalikan penggabungan wilayah kesukuan Pakistan dengan provinsi Khyber Pakhtunkhwa. (Aljazeera/OL-12)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat