visitaaponce.com

AS Berhenti bagi Data Senjata Nuklir dengan Rusia di bawah Perjanjian START

AS Berhenti bagi Data Senjata Nuklir dengan Rusia di bawah Perjanjian START
Ilustrasi senjata nuklir(Dok Ant)

AMERIKA Serikat (AS) akan menghentikan pertukaran data terperinci mengenai persediaan senjata nuklirnya kepada Rusia. Mereka menyebut langkah ini sebagai tanggapan atas penangguhan partisipasi Rusia dalam perjanjian senjata nuklir New START.

Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin belum secara resmi menarik diri dari perjanjian tersebut, penangguhan partisipasinya yang diumumkan pada bulan Februari lalu telah membahayakan pilar terakhir pengendalian senjata nuklir AS-Rusia.

"Rusia belum sepenuhnya mematuhi dan menolak untuk berbagi data yang telah kami sepakati dalam New START untuk dibagikan setiap dua tahun sekali," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers pada hari Selasa (28/3).

Baca juga : AS Desak Rusia Rilis Data Hulu Ledak Nuklir

AS dan Rusia memiliki hampir 90% hulu ledak nuklir di dunia, yakni cukup untuk menghancurkan planet ini beberapa kali. New START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis) membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dimiliki oleh negara-negara.
"Karena mereka telah menolak untuk mematuhi. Kami telah memutuskan untuk tidak membagikan data tersebut," katanya.

"Kami lebih suka bisa melakukan (hal ini) tetapi mereka juga harus mau melakukannya,” tambahnya.

Kirby menjelaskan bahwa data tersebut hanya akan dibagikan lagi ketika Rusia juga siap untuk melakukannya.

Baca juga : Rusia dan Amerika Sampai Pada Fase Perang yang Memanas

"AS dan Rusia berkewajiban untuk bertukar basis data yang komprehensif dua kali setahun. Kami menawarkan untuk melanjutkan implementasi timbal balik dari kewajiban ini. Sayangnya, Rusia menginformasikan kepada AS bahwa mereka tidak akan terlibat dalam pertukaran data ini karena penangguhan perjanjian ini," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS. Vedant Patel, dalam sebuah konferensi pers.

Isi perjanjian New START AS-Rusia

Di bawah ketentuan New START, yang ditandatangani pada 2010 dan akan berakhir pada 2026, Moskow dan Washington tidak boleh mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis dan 700 rudal dan pesawat pengebom berbasis darat dan kapal selam untuk mengirimkannya.

Di bawah Pertukaran Data Dua Tahunan dalam perjanjian itu, Moskow dan Washington memberikan deklarasi kendaraan pengiriman strategis, peluncur dan hulu ledak yang dikerahkan, termasuk perincian jumlah hulu ledak yang dikerahkan di tiga jenis kendaraan pengiriman yakni udara, laut, dan darat.

Perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama dan Dmitry Medvedev pada tahun 2010 ini juga mencakup inspeksi langsung ke lapangan untuk memverifikasi kepatuhan AS dan Rusia.

Namun, inspeksi tersebut tidak dilakukan sejak tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Diskusi untuk melanjutkan inspeksi seharusnya dilakukan pada November 2022, tetapi Rusia tiba-tiba membatalkannya, dengan alasan dukungan AS untuk Ukraina. (Aljazeera/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat