visitaaponce.com

Zelensky Mati-Matian Pertahankan Bakhmut Agar tidak Bisa Dijadikan Sandera oleh Rusia

Zelensky Mati-Matian Pertahankan Bakhmut Agar tidak Bisa Dijadikan Sandera oleh Rusia
Tank Ukraina, yang menjaga Kota Bakhmut, melepaskan tembakan ke arah posisi pasukan Rusia.(AFP/Sergey SHESTAK)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan pasukannya untuk mempertahankan Bakhmut. Sebab Rusia dapat menggunakan pendudukan kota itu untuk membuat kesepakatan damai dengan Barat atas invasi di Ukraina.

"Jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia, presiden mereka, Vladimir Putin, akan menjual kemenangan ini ke Barat, ke masyarakatnya, ke Tiongkok, dan ke Iran," kata Zelensky dalam wawancara eksklusif dengan Associated Press (AP).

Saat perang dengan Rusia yang memasuki tahun kedua, Zelensky mengobarkan motivasi tinggi kepada militer negaranya maupun rakyat Ukraina. 

Baca juga: Spanyol akan Kirim Enam Tank Leopard ke Ukraina

Zelensky juga sangat menyadari bahwa kesuksesan negaranya menahan serangan Rusia sebagian besar disebabkan oleh gelombang dukungan militer internasional, terutama dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat.

"Jika dia merasakan kita lemah, dia (Putin) akan semakin beringas," ujarnya.

Tetapi, beberapa orang di AS, termasuk Donald Trump dari Partai Republik, mantan presiden Amerika, dan kandidat Pilpres 2024 saat ini mempertanyakan keharusan Washington memasok bantuan militer ke Ukraina. 

Baca juga: Zelensky Undang Presiden Tiongkok Datang ke Ukraina

Saingan Trump dari Partai Republik, Gubernur Florida Ron DeSantis, juga menyatakan mempertahankan Ukraina dalam sengketa teritorial dengan Rusia bukanlah prioritas keamanan nasional AS yang signifikan.

Zelensky tidak menyebut nama Trump atau politisi AS lainnya, saat mengkhawatirkan dukungan kepada negaranya akan berubah mengikuti pergeseran kekuatan politik di Washington. 

"AS sangat memahami bahwa jika mereka berhenti membantu kami, kami tidak akan menang," katanya.

Zelensky, baru-baru ini, melakukan kunjungan di dekat Bakhmut. Wilayah itu telah menjadi medan pertempuran yang sengit antara pasukan Ukraina dan Rusia selama berbulan-bulan.

Sementara beberapa analis militer Barat menyatakan kota itu tidak memiliki kepentingan strategis yang signifikan. Namun, Zelensky memperingatkan bahwa kekalahan di manapun dapat membahayakan momentum perjuangan keras Ukraina.

"Kita tidak boleh kehilangan langkah karena perang adalah sepotong kue dari kepingan kemenangan. Kemenangan kecil, langkah kecil," katanya.

Komentar Zelensky adalah pengakuan bahwa kalah dalam pertempuran selama tujuh bulan untuk Bakhmut, perang terpanjang sejauh ini, akan menjadi kekalahan politik daripada kekalahan taktis.

Dia memperkirakan tekanan kekalahan di Bakhmut akan menimbulkan tekanan dari komunitas internasional maupun dari dalam negerinya sendiri. 

"Masyarakat kita akan merasa lelah. Masyarakat kita akan mendorong saya untuk berkompromi dengan mereka," jelasnya.

Zelensky mengatakan dia belum merasakan tekanan itu sejauh ini. Komunitas internasional sebagian besar berkumpul di sekitar Ukraina setelah invasi Rusia pada 24 Februari 2022.

Dalam beberapa bulan terakhir, parade pemimpin dunia telah mengunjungi Zelensky di Ukraina. Zelensky juga menyampaikan undangan ke Ukraina kepada seorang pemimpin penting dan strategis yang belum melakukan perjalanan yaitu Presiden Tiongkok Xi Jinping.

"Kami siap untuk melihatnya di sini.Saya ingin berbicara dengannya. Saya melakukan kontak dengannya sebelum perang besar-besaran. Tapi sepanjang tahun ini, lebih dari satu tahun, saya tidak melakukannya," jelasnya. (CNA/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat