Rusia Tepis Tuduhan Mahkamah Kriminal soal Deportasi Ilegal Anak Ukraina
![Rusia Tepis Tuduhan Mahkamah Kriminal soal Deportasi Ilegal Anak Ukraina](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/7c306c1d0af09c526792654e178a1d91.jpg)
RUSIA menepis tuduhan deportasi ilegal anak-anak dari Ukraina seperti dakwaan Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).
Maria Lvova-Belova, komisioner Rusia untuk hak anak-anak mengaku menerima lebih dari 5 juta pengungsi dari wilayah Donbas, Ukraina, termasuk 730.000 anak-anak, sejak Februari 2022, kata Komisioner Rusia untuk hak anak-anak, pada Selasa.
"Anak-anak itu tiba bersama orang tua atau wali mereka," kata Lvova-Belova di Moskow.
Baca juga : Diburu karena Kejahatan Perang, Ini Isi Surat Perintah Penangkapan Putin
Dia mengaku tidak pernah mengetahui satu kasus pun tentang anak-anak dari Ukraina timur yang terpisah dari anggota keluarga mereka dan dipindahkan ke panti asuhan.
Lvova-Belova menanggapi tuduhan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang pada 17 Maret mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada dia dan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kejahatan perang karena deportasi ilegal anak-anak dari wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia. "Tuduhan itu tidak benar," sergah Lvova-Belova.
Baca juga : Finlandia Sah Jadi Anggota ke-31 NATO
Pada kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef) Catherine Russell mengatakan bahwa lebih dari 500 anak Ukraina tewas oleh invasi Rusia. Moskow melancarkan agresi ke negeri tetangganya itu dengan skala penuh ke sejak Februari 2022.
"Tonggak sejarah tragis untuk anak-anak dan keluarga Ukraina. Sejak eskalasi perang pada Februari 2022, setidaknya 501 anak telah tewas," kata Russell.
Ia mengatakan bahwa angka sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi dari angka yang diverifikasi UNICEF. Russell juga mengatakan bahwa hampir 1.000 anak-anak terluka sejak awal invasi Rusia ke Ukraina hingga saat ini.
Sebagian besar anak-anak tersebut harus hidup dengan bekas luka, baik yang terlihat maupun tidak terlihat, untuk seumur hidup mereka.
"Di balik setiap angka, ada keluarga yang terpisah dan berubah selamanya. Ini sangat menyayat hati. Pada akhirnya, anak-anak dan keluarga hanya membutuhkan perdamaian," tambah dia.
Sebelumnya, Menteri Olahraga Ukraina Vadym Huttsait mengatakan bahwa invasi Rusia telah merenggut nyawa 262 atlet dalam negeri. Tak hanya itu, serangan Moskow juga menghancurkan 363 fasilitas olahraga.
Saat bertemu dengan Presiden Tamu Federasi Senam Internasional Morinari Watanabe, Huttsait meminta tidak boleh ada atlet dari Rusia yang diizinkan di Olimpiade atau kompetisi olahraga lainnya. (Asia Pacific News/Ant/Z-4)
Terkini Lainnya
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Rusia Salahkan AS Akibat Serangan Rudal Ukraina di Krimea
Zelensky Tolak Usulan Gencatan Senjata dari Prabowo Subianto
AS Nilai Perlu Lebih Banyak Sanksi untuk Rusia
Ukraina Berupaya Tahan Serangan Rusia di Lyptsi
Pasukan Rusia Tangkap Warga Sipil di Vovchansk, Ukraina
Kharkiv Diserang, Zelensky Mengadu ke Biden
Bom Luncur Rusia Pengubah Serangan di Ukraina
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap