visitaaponce.com

Tiga Bulan Sudah Keketuan ASEAN Indonesia, Ini Capaiannya

Tiga Bulan Sudah Keketuan ASEAN Indonesia, Ini Capaiannya
Menteri Luar Negerir Retno Marsudi(AFP/Bay Ismoyo)

KEKETUAAN ASEAN Indonesia baru berjalan tiga bulan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, sepanjang 90 hari itu, Indonesia telah mewujudkan sejumlah capaian.

"Sudah tiga bulan, Indonesia menjalankan Keketuaan di ASEAN. Sudah banyak yang dilakukan oleh Indonesia dalam tiga bulan ini," kata Retno Marsudi saat memberikan keterangan resmi, di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (5/4).

Retno menyampaikan sejumlah capaian yang dimaksud meliputi, pertama pihaknya telah melakukan sejumlah pertemuan.

Baca juga :  Indonesia Terus Upayakan Perdamaian di Myanmar

"Sejak Januari hingga akhir Maret 2023, telah dilangsungkan 190 pertemuan di berbagai tingkatan dari 531 pertemuan yang tercatat di dalam kalender keketuaan Indonesia di ASEAN. Dari 531 pertemuan tersebut, yang harus dituanrumahi oleh Indonesia adalah 301 pertemuan, di mana 73 diantaranya dilakukan di Gedung Sekretariat ASEAN," paparnya.

Sementara sisanya dilakukan di negara-negara ASEAN lainnya yang tengah menjadi koordinator pertemuan sektoral dan juga di negara mitra ASEAN. Beberapa pertemuan yang penting yang telah terselenggara antara lain ASEAN Foreign Ministers' Retreat di Jakarta, ASEAN Tourism Ministers' Meeting di Yogyakarta, ASEAN SOM and Related Meetings di Jakarta, ASEAN Economic Ministers' (AEM) Retreat di Magelang dan ASEAN Finance Ministers & Central Bank Governors' Meeting di Bali.

Baca juga : Ini Hasil Kesepakatan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN

Kedua, kata Retno, dari sisi perkembangan pembahasan substansi. Sebagaimana teman-teman ketahui, terdapat tiga pilar besar sebagai turunan tema keketuaan Indonesia, ASEAN matters epicentrum of growth. Tiga pilar tersebut yaitu ASEAN matters, epicentrum of growth dan implementasi dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

ASEAN Matters

Untuk pilar ASEAN Matters, lanjut dia, kapasitas ASEAN penting untuk diperkuat dan kita ingin menjadikan ASEAN dapat bekerja lebih efektif sehingga mampu mengatasi tantangan masa depan.

Oleh karenanya, kesatuan dan sentralitas ASEAN penting untuk terus dijaga agar ASEAN mampu terus menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan.

"Di pilar ini, juga sedang disiapkan sebuah visi besar ASEAN 2045 yang saat ini sedang disusun oleh High Level Task Force. Indonesia, yang mengetuai High Level Task Force adalah Duta Besar Dian Triansyah Djani," katanya.

Selain itu, Retno mengatakan tengah dilakukan saat ini proses pembahasan rancangan ASEAN Leaders Statement on the Strengthening ASEAN's Capacity and Institutional Effectiveness yang akan diadopsi diadopsi saat KTT ke-42 ASEAN pada bulan Mei mendatang.

Masih di bawah ASEAN Matters, beberapa isu juga masih terus menjadi prioritas dan sedang dibahas terus menerus di antaranya pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) akibat penyalahgunaan teknologi, percepatan negosiasi teks Code of Conduct (COC), penguatan institusionalisasi Dialog HAM di ASEAN, penyusunan Peta Jalan keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN dan penandatanganan Protokol SEANWFZ oleh Nuclear Weapon States (NWS) yang prosesnya terhenti pada 2012.

Menyangkut Pilar Epicentrum of Growth, beberapa prioritas yang sedang dibahas dalam tiga bulan terakhir antara lain penguatan arsitektur kesehatan melalui One Health Initiative dan penguatan pendanaan darurat kesehatan untuk memperkuat keamanan kesehatan nasional dan kawasan.

"Telah dibahas pendanaan kesehatan kawasan termasuk melalui pemanfaatan COVID-19 and Other Public Health Emergencies and Emerging Diseases ASEAN Response Fund. Kemudian, penguatan ketahanan pangan kawasan melalui ketersediaan pangan regional di masa krisis dan penguatan ketahanan energi termasuk melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik," tambahnya.

Era kendaraan listrik

Pada pertemuan High Level Task Force on Economic Integration, negara ASEAN sepakat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN dan akan disahkan pada KTT ke-42, Mei mendatang.

"Selain itu, masih dibawah pilar Epicentrum of Growth, terdapat juga upaya Penguatan stabilitas keuangan kawasan termasuk melalui penggunaan mata uang negara ASEAN dalam transaksi perdagangan dan konektivitas mekanisme pembayaran di kawasan ASEAN," jelasnya.

Dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN, disepakati komitmen negara ASEAN untuk menggunakan mata uang lokal dan perluasan konektivitas mekanisme pembayaran guna memperkuat stabilitas keuangan di kawasan.

Untuk pilar ketiga yaitu implementasi AOIP. Selama Keketuaan ASEAN, Retno mengatakan Indonesia ingin melihat penguatan kerja sama konkret AOIP dengan penekanan pada prinsip inklusivitas dan kerja sama ekonomi serta ekonomi pembangunan.

"Jadi approach atau penekanan implementasi dari AOIP, bahwa prinsip kerja samanya adalah inklusif dan juga memprioritaskan pada kerja sama ekonomi dan pembangunan," ungkapnya.

Oleh karena itu, sejalan dengan implementasi AOIP, Indonesia akan menjadi tuan rumah atau akan menyelenggarakan Flagship Event yaitu ASEAN-Indo-Pacific Forum. Ini sekali lagi merupakan implementasi dari AOIP. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat