visitaaponce.com

Swedia Minta Izin Turki untuk Gabung NATO

Swedia Minta Izin Turki untuk Gabung NATO
Bendera NATO.(AFP)

DIIRINGI dengan deru tembakan dan suara ledakan, marinir Swedia dan Inggris, Senin (8/5), menyerbu sebuah pulau di kepulauan Stockholm. Latihan bersama militer menjelang bergabungnya Swedia ke NATO itu menjadi yang terbesar di negara Skandinavia tersebut, selama 30 tahun terakhir.

Latihan selama sebulan yang disebut Aurora 23 itu, menggabungkan lebih dari 26 ribu tentara dari semua cabang militer. Selain itu, 14 negara lain yang ikut serta.

Aurora 23 berlangsung di tengah upaya Swedia bergabung menjadi anggota penuh aliansi militer NATO. Kapten Marcus Hember, Komandan HMS Albion mengatakan negara sahabat bergabung dan membantu Swedia pada masa-masa sulit. "Inggris sangat mendukung masuknya Swedia ke NATO dan ini semua adalah bagian dari membangun hubungan kami yang sudah terjalin," jelasnya.

Baca juga : Presiden Korsel: Deklarasi Washington Lebih Baik dari NATO

Swedia dan Finlandia, mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022, menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Swedia Berharap Turki Setujui Keanggotaan NATO

Finlandia telah menjadi anggota ke-31 aliansi militer terbesar dunia itu pada 4 April, setelah parlemen nasional dari semua negara anggota NATO meratifikasi keanggotaan negara Nordik itu.

Baca juga : Finlandia Gabung ke NATO, Rusia Tak Gentar

Namun, upaya Swedia bergabung dengan NATO terhambat karena tentangan dari Turki. Presiden Turki mengatakan, negaranya harus terlebih dulu menyelesaikan perselisihan dengan Stockholm.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson yang menyaksikan latihan tersebut. Dia berharap, kemajuan dapat dicapai setelah pemilu Turki pada Minggu (14/5).

Pertahanan korektif NATO

Keanggotaan Finlandia di NATO semakin menambah kekuatan militer yang kuat bagi aliansi barat dari potensi serangan Rusia di sisi Timur. Pilihan Finlandia untuk bergabung ke NATO menjadikan aliansi barat yang dipimpin Amerika semakin memperketat perbatasannya dengan Rusia. Hal tersebut merupakan langkah yang mengubah kekuatan militer dari wilayah Baltik ke Kutub Utara.

"Sekarang Finlandia membutuhkan NATO, tetapi NATO juga membutuhkan Finlandia dalam menghadapi Rusia yang agresif," kata Jamie Shea, mantan pejabat senior NATO yang juga merupakan rekan peneliti di lembaga pemikir Chatham House.

NATO akan lebih mudah melakukan pertahanan kolektif terhadap Rusia karena memiliki akses ke wilayah Finlandia dan kemampuan yang dimiliki Finlandia.

Para perencana militer aliansi telah resah selama bertahun-tahun tentang bagaimana melindungi tiga anggota Baltik, Estonia, Latvia, dan Lituania dari kemungkinan serangan Rusia.

Kekhawatiran terfokus pada Celah Suwalki, sebuah jalur sepanjang 65 kilometer antara daerah kantong Rusia di Kaliningrad dan Belarusia, di mana serangan mendadak dapat memisahkan sekutu Baltik dari anggota NATO lainnya.

Keanggotaan Finlandia dapat membantu NATO untuk mendominasi Laut Baltik dan Helsinki yang berjarak kurang dari 70 kilometer di seberang laut dari ibu kota Estonia, Tallinn.

"Keanggotaan Finlandia akan memperkuat pertahanan NATO ke depan dan berkontribusi pada pencegahan dengan penolakan," kata Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur. (VOA/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat