visitaaponce.com

Astronom Deteksi Ledakan Kosmik Terbesar yang Pernah Ada

Astronom Deteksi Ledakan Kosmik Terbesar yang Pernah Ada
Ledakan bintang atau Supernova menandai akhir kehidupan suatu bintang(NASA)

PARA astronom telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai ledakan terbesar yang pernah terdeteksi. Ledakan itu 10 kali lebih terang daripada supernova atau bintang meledak mana pun yang tercatat.

Peristiwa ini rupanya telah berlangsung lebih dari tiga tahun dan lebih lama dari kebanyakan supernova yang biasanya hanya tampak terang selama beberapa bulan.

Awan gas yang sangat besar ditelan oleh lubang hitam merupakan salah satu teori yang menyebabkan hal itu.

Baca juga : Fakta Ilmiah Puncak Hujan Meteor Perseid 2023 dan Asal Usul Namanya

Pada 2020, kilatan di langit pertama kali terdeteksi dan direkam secara otomatis oleh Zwicky Transient Facility di California. Tapi tidak sampai setahun kemudian diambil oleh para astronom yang menyisir data.

Mereka menamakan peristiwa ledakan supernova itu sebagai AT2021lwx. Astronom menganggap hal itu biasa-biasa saja karena tidak ada indikasi seberapa jauh jaraknya dan oleh karena itu tidak mungkin untuk menghitung kecerahannya.

Hingga pada 2022 tim yang dipimpin oleh Philip Wiseman dari University of Southampton menganalisis cahaya dari peristiwa tersebut yang memungkinkan mereka menghitung jaraknya, yakni 8 miliar tahun cahaya.

Baca juga : Isi Tata Surya dan Pengelompokan Planet

"Ya Tuhan, ini luar biasa,'" ucap Wiseman menggambarkan saat menemukan sebuah fakta baru dari ledakan supernova itu.

Para peneliti benar-benar bingung tentang peristiwa itu, soal apa yang menyebabkan ledakan itu begitu cemerlang. "Tidak ada dalam literatur ilmiah yang dapat menjelaskan sesuatu yang begitu terang yang bertahan begitu lama," menurut Wiseman.

"Sebagian besar peristiwa supernova dan gangguan pasang surut hanya berlangsung selama beberapa bulan sebelum menghilang. Sesuatu yang menjadi terang selama dua tahun lebih langsung menjadi sangat tidak biasa," lanjutnya.

Baca juga : Mengenal Sistem Tata Surya dan Urutan Planet

Teorinya. kata Wiseman, bahwa ledakan tersebut merupakan hasil dari awan gas yang sangat besar, mungkin ribuan kali lebih besar dari matahari kita, yang ditelan oleh lubang hitam supermasif.

Hal ini akan mengirimkan gelombang kejut ke seluruh angkasa dan meninggalkan sisa-sisa awan yang sangat panas di sekitar lubang hitam seperti donat cincin raksasa.

Semua galaksi dianggap memiliki lubang hitam raksasa di jantungnya. Wiseman percaya bahwa ledakan dahsyat seperti itu dapat memainkan peran penting dalam apa yang dia gambarkan sebagai 'memahat' pusat galaksi.

Baca juga : Ilmuwan Kumpulkan Batu Asteroid untuk Teliti Asal-Usul Tata Surya

"Bisa jadi peristiwa ini, meskipun sangat jarang, sangat energik sehingga merupakan proses kunci bagaimana pusat galaksi berubah dari waktu ke waktu," bebernya.

"Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya dan tentunya tidak dalam skala ini," tambah Robert Massey, Wakil Direktur Eksekutif Royal Astronomical Society.

"Saya akan takjub jika ini adalah satu-satunya objek seperti ini di alam semesta".

Baca juga : Ledakan di Pabrik Semen Padang, Sejumlah Pekerja Cedera

Dari temuan itu, Wiseman berharap dapat mendeteksi lebih banyak peristiwa seperti ini dengan sistem teleskop baru yang akan online dalam beberapa tahun mendatang.

Tim sekarang berangkat untuk mengumpulkan lebih banyak data tentang ledakan tersebut, mengamati objek dalam panjang gelombang yang berbeda, termasuk sinar-X, yang dapat mengungkap suhu objek dan proses apa yang mungkin terjadi di permukaan. Mereka juga akan melakukan simulasi komputasi yang ditingkatkan untuk menguji apakah ini cocok dengan teori mereka tentang penyebab ledakan.

Tahun lalu, para astronom mendeteksi ledakan paling terang dalam catatan, ledakan sinar gamma yang dikenal sebagai GRB 221009A, yang berlangsung lebih dari sepuluh jam. Meskipun ini lebih terang dari AT2021lwx, itu berlangsung hanya sebagian kecil dari waktu, yang berarti daya ledak ledakan AT2021lwx jauh lebih besar. (BBC/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat