visitaaponce.com

Ogan Hambatan Sekaligus Kunci Kemenangan Erdogan atau Kilicdaroglu

Ogan Hambatan Sekaligus Kunci Kemenangan Erdogan atau Kilicdaroglu
Kandidat Presiden Turki Sinan Ogan(AFP/Adem ALTAN)

KANCAH politik Turki diramaikan pendatang baru yakni Sinan Ogan. Kandidat presiden nasionalis yang didukung ATA Alliance itu memperoleh 5,17% suara.

Suaranya menghambat kemenangan dua calon presiden petahana dan oposisi Recep Tayyip Erdogan, 69, dan Kemal Kilicdaroglu, 74. 

Akibatnya, keduanya harus menjalani putaran kedua pemungutan suara yang akan digelar pada 28 Mei karena tidak ada yang melewati batas 50% yang dibutuhkan untuk menang langsung.

Baca juga: Turki Tentukan Pimpinan pada 28 Mei 

“Saat ini, kami tidak mengatakan akan mendukung (kandidat) ini atau itu,” kata Ogan, 55, Senin (15/5) dini hari.

Dia mengatakan kandidat yang tidak menjauhkan diri dari terorisme dilarang berkongsi dengan pihaknya. 

“Tampaknya, sejak awal, Pemilu akan berlanjut ke putaran kedua dan kaum nasionalis Turki serta Kemalis yang akan menentukan putaran kedua,” ujarnya.

Baca juga: Erdogan Tepis Perkiraan Kekalahan dalam Pemilihan Presiden Turki

Kaum nasionalis Turki menilai Erdogan maupun Kilicdaroglu mendapat dukungan dari mereka yang dianggap bersekutu dengan kelompok teror. 

Pencalonan Kilicdaroglu didukung oleh Partai Rakyat Demokratik (HDP), yang berasal dari gerakan Kurdi Turki yang lebih luas dan dianggap sebagai teman politik Partai Pekerja Kurdistan (PKK) oleh kaum nasionalis seperti Ogan.

PKK telah melakukan kampanye selama 39 tahun melawan pemerintah Turki, yang telah menyebabkan puluhan ribu kematian. Kelompok ini telah dimasukan sebagai organisasi teror oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa. 

Partai Keadilan dan Pembangunan atau Partai AK yang mendukung Erdogan menerima dukungan dari Huda-Par, sebuah partai Islamis politik yang didominasi Kurdi.

Tiga politisi Huda-Par telah terpilih menjadi anggota parlemen dengan dimasukkan dalam daftar kandidat Partai AK. Huda-Par memiliki hubungan bersejarah dengan Hizbullah, sebuah kelompok Kurdi yang melakukan kampanye kekerasan brutal pada 1990-an saat melawan PKK dan menargetkan petugas polisi Turki.

Grup tersebut tidak memiliki hubungan dengan kelompok serupa di Lebanon. 

“Ogan jelas sejak hari pertama dia mengatakan akan mendukung pihak yang menjauhkan diri dari terorisme,” kata Murat Yildiz, mantan penasihat Partai Gerakan Nasionalis (MHP) yang bekerja bersama Ogan ketika dia juga menjadi anggota MHP.

“Dia akan meminta Kilicdaroglu untuk berjanji tidak akan berkolaborasi dengan HDP dalam beberapa masalah. Akan sulit untuk membicarakan hal ini dengan Erdogan karena Erdogan telah bersekutu dengan Huda-Par dan sekarang ada tiga deputi dari Huda-Par,” tambahnya.

Berk Esen, seorang ilmuwan politik di Universitas Sabanci Istanbul, mengatakan perpecahan antara Kilicdaroglu dan Partai Iyi nasionalis, partai terbesar kedua dalam Aliansi Bangsa oposisinya, membuat pemilih nasionalis menjauh dari pencalonannya.

“Banyak swing voter memilih Sinan Ogan, sebagian karena kartu nasionalisnya, tetapi sebagian lagi karena dia bukan kandidat di atas. Konstituensi kecil di negara ini tidak terlalu menyukai Erdogan tetapi juga sangat jauh dari gerakan pro-Kurdi dan menganggap Kilicdaroglu sebagai pemimpin yang lemah,” katanya.

Ia menilai pemilih Ogan beraliran nasionalis yang tidak bisa dijual oleh isu dari kedua belah pihak. Terlebih Erdogan bersekutu dengan Huda-Par, sebuah partai Islam Kurdi, dan Kilicdaroglu dipandang memiliki hubungan yang terlalu nyaman dengan oposisi Kurdi (HDP).

Pada putaran kedua, pendukung Ogan tidak menjamin mengikuti pilihan panutannya itu di putaran pertama. 

“Bahkan jika dia setuju dengan Kilicdaroglu, dia harus meyakinkan pemilihnya sendiri, dan kami tidak tahu seberapa loyal mereka kepadanya,” kata Yildiz.

Ogan, seorang akademisi dengan latar belakang bekerja di think tank, terjun ke dunia politik bersama MHP, yang kini bersekutu dengan Partai AK di Aliansi Rakyat. Dia menjabat sebagai wakil parlemen MHP dari 2011 hingga 2015 untuk provinsi asalnya Igdir, yang terletak di perbatasan timur Turki.

“Dia pria yang tenang, lugas. Sejak awal karir politiknya, dia selalu mengincar kepemimpinan MHP. Dia adalah putra mahkota (pemimpin MHP Devlet) Bahceli dan memiliki hubungan yang baik dengannya. Tapi popularitasnya meningkat, Bahceli mulai melihatnya sebagai ancaman,” kata Yildiz.

Pertengahan 2010-an adalah masa yang penuh gejolak bagi MHP dengan anggota senior partai menantang Bahceli, sebagian karena kedekatannya dengan Erdogan. Hal ini menyebabkan Ogan dikeluarkan dari partai itu pada 2017 bersama Meral Aksener dan Umit Ozdag.

Aksener dan Ozdag kemudian membentuk Partai Iyi. Ozdag diberhentikan dari Partai Iyi pada 2020 dan mendirikan Partai Zafer antimigran setahun kemudian. Partai Zafer adalah penggerak Aliansi ATA, yang mendukung Ogan meski dia bukan anggota.

“Saat Aksener dan Ozdag mendirikan Partai Iyi, Ogan menolak. Dia berkata, ‘Saya lahir sebagai MHP, dan saya akan tetap menjadi MHP.' Semua yang dia lakukan sekarang harus dilihat dalam konteks ini. Bahkan pencalonannya sebagai presiden adalah langkah lain untuk menjadi pemimpin MHP," tutup Yildiz. (Aljazeera/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat