visitaaponce.com

Erdogan Tepis Perkiraan Kekalahan dalam Pemilihan Presiden Turki

Erdogan Tepis Perkiraan Kekalahan dalam Pemilihan Presiden Turki
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan istrinya Emine Erdogan saat meninggalkan TPS usai pemungutan, di Istanbul (14/3/2023)(OZAN KOSE / AFP )

PRESIDEN Recep Tayyip Erdogan telah mematahkan prediksi akan kekalahan dan kejatuhan politiknya, dengan sebuah penampilan yang kuat dalam pemilihan umum di Turki. Dia berhasil melewati ujian terberatnya dalam pemungutan suara.

Bahkan Erdogan memobilisasi para pemilih konservatif yang sekarang dapat mendorongnya untuk berkuasa selama satu dekade.

Meskipun Erdogan belum meraih kemenangan, ia tampak dalam suasana perayaan ketika hasil-hasilnya keluar dan para pendukung Partai AK yang berakar pada Islamis berunjuk rasa di Ankara.

Baca juga: Kilicdaroglu Tuding Erdogan Halangi Kehendak Rakyat Turki

"Ini adalah pertemuan sepasang kekasih. Kami merasakan hasil dari maraton ini bersama Anda malam ini," kata Erdogan, 69, kepada ribuan pendukungnya yang mengibarkan bendera dari balkon markas besar partainya.

Kemenangan ini akan mengukuhkan kekuasaan seorang pemimpin yang telah mengubah Turki, membentuk kembali negara sekuler yang didirikan 100 tahun yang lalu agar sesuai dengan visinya.

Baca juga: Pemilihan Turki, Semua Pihak Saling Klaim Unggul dalam Penghitungan Suara Sementara

Sembari membela diri sebagai pelindung demokrasi Turki, Erdogan telah mengumpulkan kekuasaan di sekitar kepresidenan eksekutif, memberangus perbedaan pendapat, memenjarakan para kritikus dan penentang, serta menguasai media, peradilan, dan ekonomi. Dia menjejali sebagian besar institusi publik dengan loyalis dan melemahkan organ-organ negara yang kritis.

Di panggung global, ia telah mengubah anggota NATO ini menjauh dari sekutu tradisionalnya di Barat, menjalin hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan menjadikan Turki sebagai kekuatan regional yang tegas.

Erdogan, putra seorang kapten laut, telah menghadapi tantangan politik menjelang pemungutan suara pada hari Minggu, dan ia telah menghadapi tuduhan atas krisis ekonomi ketika gempa bumi dahsyat menghantam pada bulan Februari.

Para kritikus menuduh pemerintahnya lamban dalam memberikan respon dan lemah dalam menegakkan peraturan bangunan, serta kegagalan yang dinilai dapat menimbulkan korban jiwa.

Para pejabat mengatakan Erdogan sempat mempertimbangkan untuk menunda pemilu setelah bencana tersebut namun berubah pikiran, karena ia yakin dapat menggalang pemilih dengan janji untuk membangun kembali dengan cepat.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa ia tertinggal dari Kilicdaroglu, yang diusung oleh aliansi enam partai untuk pemilu. Apalagi mereka menganggap, sekarang peluang terbaik untuk menggulingkan Erdogan dan membalikkan arahnya.

Namun Erdogan, seorang veteran yang telah memenangkan belasan kali pemilu, unggul jauh di depan Kilicdaroglu, meskipun hanya sedikit di bawah suara mayoritas yang dibutuhkan untuk menang. Partai AK dan sekutunya memenangkan mayoritas parlemen dalam pemilihan hari Minggu.

Hasil ini mencerminkan dukungan kuat yang masih diperoleh Erdogan, terutama di wilayah-wilayah konservatif religius di mana para pemilih telah lama merasa terpinggirkan oleh elit sekuler yang dulunya dominan. (aljazeera/fer/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat