visitaaponce.com

Trump Keluhkan Sidang Pengadilan Akan Membatasi Kampanye Presidensialnya

Trump Keluhkan Sidang Pengadilan Akan Membatasi Kampanye Presidensialnya
Dikarena harus menghadiri persidangan, Trump mengatakan pengadilan membatasi dirinya berkampanye untuk maju sebagai kandidat presiden.(AFP)

MANTAN presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengkritik serangkaian tuntutan hukum yang mengancam upaya pencalonan kembali dirinya, Selasa (8/8). Kehadirannya di pengadilan akan membuatnya absen dari jejak kampanye sebagian besar pada 2024.

Saat berpidato di New Hampshire, Trump mengaku geram terhadap pejabat "yang tidak waras", yang menyelidiki tuduhan bahwa ia secara ilegal menyimpan rahasia keamanan nasional, memalsukan catatan bisnis, dan mencoba dengan korup menggulingkan hasil pemilihan.

Pria berusia 77 tahun itu menuduh Presiden Joe Biden telah memerintahkan penyelidikan-penyelidikan tersebut. Perintah itu, kata Trump dilakukan karena angka-angka pollingnya yang sangat baik.

Baca juga: Trump Mengatakan Jaksa Membatasi Hak Kebebasan Bicaranya

"Bagaimana mungkin lawan politik korup saya, si bengkok Joe Biden, dapat menjalankan sidang pengadilan selama kampanye pemilihan yang saat ini sedang saya menangkan dengan jauh, namun tetap memaksa saya untuk menghabiskan waktu dan uang di luar jejak kampanye hanya untuk melawan tuduhan dan dakwaan yang tidak berdasar?" tanyanya kepada kerumunan dalam pertemuan di Windham, salah satu kota yang mayoritas penduduknya mendukung Partai Republik di negara bagian Granite.

"Itulah yang mereka lakukan: 'Maaf, saya tidak bisa pergi ke Iowa hari ini, juga tidak bisa ke New Hampshire, karena saya harus duduk di ruang sidang atas tuduhan omong kosong karena Jaksa Agungnya menuduh saya dengan hal yang tidak masuk akal.' Sungguh mengerikan."

Baca juga: 

Meskipun angka-angka pollingnya cukup ketat, sejauh ini Trump hanya berhasil mengalahkan Biden dalam dua dari 14 jajak pendapat utama yang dihimpun dalam rata-rata pengaruh RealClearPolitics sejak Juni. Biden telah memenangkan delapan jajak pendapat, sedangkan empat lainnya berakhir imbang.

Trump, yang dua kali dimakzulkan, didakwa karena usahanya mengagalkan hasil pemilihan yang mencapai puncaknya dalam pemberontakan di Gedung Putih AS pada 6 Januari 2021, yang mengakibatkan empat pendukungnya tewas.

Kasus ini adalah yang paling serius dari empat penyelidikan pidana yang telah menghasilkan puluhan tuduhan pelanggaran hukum, termasuk tuduhan bahwa Trump telah menutup-nutupi pembayaran uang diam kepada seorang bintang film dewasa, serta telah membahayakan keamanan nasional dengan menyimpan dokumen berstatus rahasia di klub pantainya di Florida.

Hingga saat ini, dia memiliki jadwal sidang pidana yang akan dimulai Maret dan Mei tahun depan - di tengah-tengah kampanye pemilihan. Tanggal sidang akan segera ditetapkan dalam beberapa hari untuk kasus campur tangan dalam hasil pemilihan. Trump mengharapkan akan ada tuduhan lebih lanjut pekan depan terkait konspirasi yang sama namun fokusnya akan diarahkan pada negara bagian Georgia.

"Saya seharusnya akan menghadapi empat kali dakwaan (pidana) pada sekitar minggu depan," katanya kepada kerumunan di Windham, sambil menunjukkan bahwa popularitasnya di kalangan Republikan telah meningkat sejak kasus-kasus pidana mulai bermunculan.

Trump juga tengah menghadapi gugatan dari seorang penulis yang telah memenangkan kasus pelecehan seksual terhadapnya. Dia juga sedang diseret ke pengadilan dengan tuntutan senilai US$250 juta oleh Negara Bagian New York atas tuduhan penipuan bisnis, dengan sidang yang dijadwalkan akan dimulai pada Oktober. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat