Serbia Mendekat ke Ukraina, Menjauh dari Rusia
SERBIA pada Rabu (23/8) bergabung dengan platform yang dipimpin Ukraina mengenai reintegrasi Krimea, menandakan Serbia mulai menjauh dari Rusia, yang merupakan sekutu bersejarah dan satu-satunya pemasok gas alam bagi negara tersebut.
Langkah ini dilakukan sehari setelah pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic di Athena, yang digambarkan oleh kedua pemimpin sebagai pertemuan yang baik dan terbuka.
Dalam sebuah pidato daring di forum tersebut, Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic mengatakan Serbia "Dengan tulus menyesali penderitaan yang dialami Ukraina dan rakyat Ukraina."
Baca juga : Korupsi Gembosi Kekuatan Ukraina Lawan Rusia
Dia menekankan "komitmen kami untuk menegakkan prinsip-prinsip hukum internasional, integritas teritorial dan independensi politik negara," dan menambahkan, "Kami dengan tulus berempati dengan … rakyat Ukraina dan Ukraina yang memiliki teman sejati di Serbia."
Platform Krimea diluncurkan oleh Zelenskyy pada 2021 dengan tujuan untuk mengintegrasikan kembali Krimea, yang dicaplok Rusia pada 2014.
Baca juga : Uni Eropa Tak Mampu Damaikan Kosovo-Serbia
Sebanyak 67 negara dan organisasi, termasuk Amerika Serikat, Inggris, NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dan Uni Eropa telah bergabung dengan platform ini.
Serbia telah berulang kali mengutuk invasi Rusia ke Ukraina di PBB dan forum internasional lainnya, tetapi sejauh ini menolak menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Ukraina tidak mengakui Kosovo, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008. Beograd, sebaliknya, tidak mengakui aneksasi Rusia atas Krimea dan sebagian wilayah Ukraina yang didudukinya.
Serbia masih sepenuhnya bergantung pada pasokan gas alam dari Rusia dan mempertahankan hubungan perdagangan dan militer dengan Moskow. Namun, Beograd juga berupaya untuk bergabung dengan Uni Eropa dan mendiversifikasi pasokan energinya.
Pada April, dokumen Pentagon yang bocor mengungkapkan bahwa Serbia telah setuju untuk memasok senjata dan amunisi ke Kiev, atau mengirimnya ke Ukraina.
Vucic mengatakan Serbia tidak pernah menjual senjata atau amunisi ke Ukraina atau Rusia, meski senjata Serbia mungkin mencapai medan perang melalui negara ketiga. (Reuters/Ant/Z-4)
Terkini Lainnya
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Rusia Salahkan AS Akibat Serangan Rudal Ukraina di Krimea
Zelensky Tolak Usulan Gencatan Senjata dari Prabowo Subianto
AS Nilai Perlu Lebih Banyak Sanksi untuk Rusia
Ukraina Berupaya Tahan Serangan Rusia di Lyptsi
Pasukan Rusia Tangkap Warga Sipil di Vovchansk, Ukraina
Kharkiv Diserang, Zelensky Mengadu ke Biden
Bom Luncur Rusia Pengubah Serangan di Ukraina
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap