visitaaponce.com

Utusan Azerbaijan dan Armenia Bertemu Bahas Pengungsi

Utusan Azerbaijan dan Armenia Bertemu Bahas Pengungsi
Pengungsi etnis Armenia yang eksodus dari Karabakh beristirahat di Goris, pada 26 September 2023.(AFP/Alain Jocard)

UTUSAN Otoritas Baku dan Yerevan bersiap untuk bertemu di Brussels untuk melakukan pembicaraan pada Selasa (26/9). Salah satu pembahasan terkait ribuan pengungsi dari Nagorno-Karabakh setelah pengambilalihan penuh Azerbaijan atas daerah yang berpenduduk mayoritas etnis Armenia.

Pekan lalu, sebuah serangan yang dilakukan pasukan Baku dan menetapkan kontrol Azerbaijan atas wilayah yang memisahkan diri tersebut. Mereka memaksa para pejuang etnis Armenia untuk menyerahkan diri.

Pertemuan di Brussels akan menjadi pertemuan pertama sejak serangan itu, namun para pemimpin kedua negara dijadwalkan bertemu bulan depan.

Baca juga : Pasukan Separatis Armenia Mundur dari Nagorno-Karabakh

Simon Mordue, kepala penasihat diplomatik untuk presiden Dewan Eropa Charles Michel, akan memimpin pembicaraan tersebut.

Azerbaijan dan Armenia, bersama dengan negara-negara besar Uni Eropa seperti Prancis dan Jerman, akan diwakili oleh penasihat keamanan nasional mereka.

Baca juga : Armenia Kecam Azerbaijan di PBB

Beberapa hari setelah pertempuran, pengungsi pertama tiba di Armenia pada hari Minggu. "Sejauh ini sudah ada 6.650 orang yang masuk,” lapor Otoritas Yerevan pada hari Senin.

Wartawan AFP melihat para pengungsi berkerumun di sebuah pusat kemanusiaan yang didirikan di sebuah teater lokal di Kota Goris. Para pengungsi mendaftarkan diri untuk mendapatkan transportasi dan tempat tinggal.

Kami melewati hari-hari yang mengerikan," kata Anabel Ghulasyan, 41, dari desa Rev atau Wilayah Shalva di Azeri.

Ia tiba di Goris bersama keluarganya dengan minibus, membawa barang-barangnya di dalam tas.

Sebelumnya, sebuah ledakan di sebuah depot bahan bakar melukai lebih dari 200 orang. Pihak separatis Armenia ingin meninggalkan wilayah tersebut dengan bensin dan solar.

"Akibat ledakan di gudang bahan bakar, jumlah korban luka-luka melebihi 200 orang. Kondisi kesehatan sebagian besar parah atau sangat parah,” kata perwakilan hak asasi manusia di wilayah tersebut, Gegham Stepanyan.

"Kapasitas medis di (Nagorno-Karabakh) tidak cukup," tambahnya. Dia menyerukan agar ambulans udara diizinkan mendarat.

Seorang pejabat sebelumnya mengindikasikan adanya korban jiwa, tanpa memberikan jumlah korban.

Armenia dan Azerbaijan telah berperang dalam dua perang dalam tiga dekade terakhir. Mereka memperebutkan Nagorno-Karabakh, daerah kantong etnis Armenia yang mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia dan berada di dalam perbatasan Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Operasi cepat Azerbaijan pada 19 September, telah merebut kendali atas wilayah tersebut dan memaksa para separatis untuk meletakkan senjata mereka di bawah persyaratan gencatan senjata serta disepakati pada hari berikutnya.

Hal ini terjadi setelah blokade selama sembilan bulan di wilayah tersebut oleh Baku dan menyebabkan kekurangan pasokan logistik utama.

Pihak separatis mengatakan bahwa 200 orang tewas dalam pertempuran minggu lalu. (AFP/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat