visitaaponce.com

Presiden Ekuador dan Wakilnya Pecah Haluan

Presiden Ekuador dan Wakilnya Pecah Haluan
Wakil Presiden Ekuador Veronica Abad(AFP)

BARU kurang dari sepekan menjabat, Presiden Ekuador Daniel Noboa dan Wakil Presiden Veronica Abad dikabarkan tengah berkonflik. 

Abad mengeluh karena Noboa mengirimnya ke Tel Aviv, Israel, dengan dalih membantu mengupayakan perdamaian di Timur Tengah. "Presiden ingin saya jauh dari sini,” kata Abad kepada wartawan di ruang kantornya di Quito.

Media Ekuador mengabarkan rumor perpecahan antara keduanya terjadi sejak kampanye. Abad mengatakan segalanya menjadi buruk sejak minggu lalu, ketika dia tidak diundang ke jamuan makan siang di istana presiden.

Baca juga: Tiga Kunci Kesuksesan Daniel Noboa Mencapai Kepresidenan Ekuador

Agendanya merayakan pelantikan pemerintahan baru. Dia juga tidak diundang untuk acara foto bersama kabinet yang baru dilantik.

Ketegangan terjadi karena politik dan upaya partai berkuasa untuk mendapatkan dukungan dari faksi lain. Partai Aksi Demokratik Nasional (ADN), yang membawa Noboa ke tampuk kekuasaan, bersekutu dengan gerakan revolusi warga yang berhaluan kiri milik mantan presiden Rafael Correa (2007-2017) dan Partai Sosial Kristen yang berhaluan kanan untuk mendapatkan mayoritas di Kongres.

Baca juga: Pemilihan Presiden Ekuador di Tengah Perang Narkoba yang Mencekam

Sehari setelah pelantikannya, Noboa, yang mengaku berasal dari sayap kiri-tengah, memutuskan Abad hanya mempunyai tugas untuk menjadi kolaborator perdamaian dan perlindungan terhadap meningkatnya konflik antara Israel dan Palestina.

Menurut keputusan presiden, pekerjaan ini akan ditempatkan di kedutaan Ekuador di Tel Aviv dalam waktu lama. Abad memegang posisi lebih jauh ke sayap kanan politik daripada Noboa.

Abad tidak mengatakan kapan dia akan melakukan perjalanan ke Israel. “Jika Amerika Serikat, dengan kekuatan politiknya dan jutaan dana yang telah dikerahkannya ke dalam konflik untuk mengupayakan perdamaian antara Israel dan Palestina, belum berhasil, maka tugas yang diberikan merupakan tantangan besar,” katanya.

Konstitusi Ekuador menyatakan wakil presiden akan mengambil alih jabatan presiden jika presiden berhalangan sementara atau permanen. Namun lebih dari itu, para wakil presiden bertugas mengikuti kemauan presiden.

Abad mengatakan dia bertemu Noboa dua tahun lalu. Noboa mengundangnya untuk bergabung dalam pemilihan presiden yang akhirnya dimenangkan keduanya.

Noboa, seorang konglomerat berusia 35 tahun memperoleh 52% suara pada putaran kedua pemilihan presiden pada Oktober. Dia hanya akan menjabat selama 18 bulan, sisa masa jabatan Guillermo Lasso, yang menyerukan pemilihan umum awal tahun ini untuk menghindari pemakzulan. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat