visitaaponce.com

Hingga Juli, Ada 20 Kasus Konflik Buaya vs Manusia di Babel

Hingga Juli, Ada 20 Kasus Konflik Buaya vs Manusia di Babel
Ilustrasi.(ANTARA/BASRI MARZUKI)

RUSAKNYA habitat, merupakan salah satu penyebab tingginya angka konflik antara buaya dan manusia di Bangka Belitung (Babel). Berdasarkan catatan Animal Lovers Bangka Island (Alobi). Sepanjang tahun ini sudah terjadi 20 kali konflik buaya dengan manusia.

Manager PPS Alobi Babel Endi R Yusuf mengatakan, dari 20 kejadian itu sudah ada 4 korban meninggal dunia.

"Dari 20 kejadian ini ada 4 korban yang meninggal, sedangkan sisanya mengalami luka-luka, akibat gigitan buaya," kata Endi.

Baca juga : Sering Menyerang Warga, Buaya Muara Sepanjang 3 Meter Ditangkap

Banyak kehadiran buaya liar dilaporkan warga karena meresahkan dan mengancam keselamatan warga yang beraktifitas di sungai.

Ia menyebutkan salah satu kasus yang baru-baru ditangani yaitu di desa Pagarawan. "Satu buaya berhasil di tangkap warga dengan cara di pancing, karena keberadaannya mengganggu warga," ujarnya.

Terlebih lanjutnya, sudah ada empat warga yang di serang warga saat mencari ikan di sungai.

Baca juga : Warga Pangkalpinang Tangkap Buaya di tengah Permukiman

Endi mengutarakan tingginya kasus konflik buaya dengan manusia ini, salah satu penyebabnya karena habitat buaya yang rusak akibat masifnya aktifitas penambangan pasir timah di aliran sungai.

"Banyak sekali sungai-sungai kita rusak, padahal itu habitatnya buaya," imbuh dia.

Untuk itu PPS Alobi menghimbau warga yang beraktivitas mencari ikan di sungai agar selalu waspada guna terhindar dari serangan buaya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat