Konflik Hizbullah dan Israel Memanas, PBB Tak Ingin Libanon Seperti Gaza
![Konflik Hizbullah dan Israel Memanas, PBB Tak Ingin Libanon Seperti Gaza](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/30738f557e74ca36ea8afb375fbe930e.jpeg)
SEKRETARIS Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (15/1) menyuarakan keprihatinan atas ketegangan yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah di Libanon. Ia mengatakan bahwa konflik lain seperti Gaza tidak boleh terjadi di Libanon.
"Kami tidak ingin Libanon menjadi seperti Gaza. Dan kami tidak bisa membiarkan apa yang terjadi di Gaza berlanjut," kata Guterres dalam sebuah konferensi pers di markas besar PBB.
Sekjen PBB tersebut mengatakan sebanyak puluhan ribu orang di Israel utara dan Lebanon selatan telah mengungsi akibat pertempuran tersebut sekaligus akses kemanusiaan di Libanon terus terhambat.
Baca juga : Hizbullah Siap Tempur Habis-Habisan Lawan Israel
"Berhenti bermain api di Garis Biru (Blue Line), kurangi eskalasi, dan akhiri permusuhan sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan 1701," katanya.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Libanon dengan Israel sejak tentara negara Zionis itu melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober.
Baca juga : Israel Bunuh Komandan Hizbullah yang Hancurkan Pangkalan Militernya
Baku tembak lintas batas baru-baru ini terjadi antara Hizbullah Libanon dan pasukan Israel, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.
Sekjen PBB tersebut juga mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza.
"Serangan gencar pasukan Israel di Gaza selama 100 hari ini telah menyebabkan kehancuran besar-besaran dan pembunuhan warga sipil pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal," katanya.
Dengan menekankan bahwa sebagian besar dari mereka yang tewas adalah perempuan dan anak-anak, Guterres mengatakan bahwa tidak ada alasan yang bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.
Guterres juga menguraikan dasar-dasar tertentu untuk operasi kemanusiaan yang efektif di Gaza.
Guterres mengatakan bahwa PBB dan mitra-mitranya tidak dapat memberikan bantuan secara efektif ketika Gaza berada di bawah pemboman besar-besaran dan tak henti-hentinya oleh Israel.
Dia juga mencatat bahwa operasi bantuan menghadapi "rintangan besar" di perbatasan Gaza dan hambatan besar dalam distribusi di Gaza.
"Ini termasuk penolakan berulang kali terhadap akses ke wilayah utara (Gaza), tempat ratusan ribu orang masih tinggal. Sejak awal tahun ini, hanya tujuh dari 29 misi pengiriman bantuan ke wilayah utara yang dapat dilanjutkan," lanjutnya. (Ant/Z-4)
Terkini Lainnya
PBB Peringatkan Risiko Perang Meluas di Perbatasan Lebanon-Israel
Hizbullah Tembakkan 200 Roket ke Israel
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant Ancam Libanon dengan Kemungkinan Perang
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin: Diplomasi Diperlukan untuk Hindari Perang Israel-Hizbullah
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Kanada Bersiap Evakuasi Warganya dari Libanon, jika Perang Skala Penuh Pecah
Lufthansa Menangguhkan Penerbangan Malam ke dan dari Libanon
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap