visitaaponce.com

Kerusuhan di Haiti, PM Ariel Henry Nggak Bisa Pulang

Kerusuhan di Haiti, PM Ariel Henry Nggak Bisa Pulang
PM Haiti Ariel Henry saat berada di Kenya. Ia ditolak kembali ke negaranya.( SIMON MAINA / AFP)

Kerusuhan yang melanda Haiti membuat Perdana Menteri Ariel Henry yang sedang berada Kenya tidak bisa kembali ke negaranya. Massa yang dimotori kelompok kriminal bersenjata membuat kekacauan sehingga membuat Bandara Internasional Toussaint Louverture di ibu kota Haiti, ditutup.

Henry, yang seharusnya mengundurkan diri bulan lalu, ditolak kembali ke negaranya. Kelompok kriminal bersenjata, yang menguasai sebagian besar wilayah negara itu, menlancarkan serangan terkoordinasi untuk menggulingkannya.

Republik Dominika, yang merupakan negara tetangga Haiti, menolak izin baginya untuk mendarat. Kabarnya, Henry kini berada di Purto Rico. Pada Selasa malam, juru bicara kantor gubernur di dekat Puerto Rico mengonfirmasi bahwa pesawatnya telah mendarat di sana, setidaknya sebentar.

Baca juga : WNI di Republik Dominika dan Haiti Waspadai Badai Franklin

“Saya tidak tahu apakah dia masih di Puerto Rico,” kata Sheila Anglero kepada AFP melalui telepon.

Kelompok kriminal bersenjata yang mengendalikan sebagian besar wilayah miskin Haiti telah menimbulkan kekacauan selama berbulan-bulan. Mereka melakukan serangan terkoordinasi terhadap lokasi-lokasi strategis yang meningkat sejak pekan lalu.

Berkuasa sejak pembunuhan presiden Jovenel Moise pada tahun 2021, Henry sedianya akan mengundurkan diri pada Februari tetapi malah menyetujui kesepakatan pembagian kekuasaan dengan oposisi sampai pemilu baru diadakan.

Baca juga : PM Haiti Ariel Henry Jadi Sasaran Pembunuhan

Sebelumnya pada Selasa, sebuah akademi kepolisian di ibu kota tempat lebih dari 800 taruna dilatih, diserang oleh geng bersenjata. “Serangan itu berhasil digagalkan setelah kedatangan bala bantuan,” kata Lionel Lazarre dari serikat polisi Haiti.

Kekacauan tersebut telah menyebabkan sekitar 250 warga Kuba yang berada di Haiti terlantar di Bandara Port-au-Prince setelah penerbangan mereka dibatalkan, menurut kantor Sunrise Airways di Havana.

“Ketika kami hendak menaiki pesawat,  mereka (pihak maskapai) baru sadar bahwa pesawat tersebut memiliki lubang peluru,” kata seorang penumpang asal Kuba berusia 34 tahun kepada AFP melalui WhatsApp, yang tidak mau disebutkan namanya.

Dia telah memesan tiket untuk pulang dari Haiti pada 29 Februari, namun masih terdampar di negara tersebut, dan maskapai penerbangan mengatakan tidak yakin kapan penerbangan akan dilanjutkan.(AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat