Operasi Penegakan Hukum di Haiti Melawan Geng Barbecue
![Operasi Penegakan Hukum di Haiti Melawan Geng 'Barbecue'](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/7259a088a932879a4ba2d4526ff77d9c.jpg)
POLISI di Haiti menyita senjata api dan membersihkan blokade jalan di lingkungan Port-au-Prince yang dikuasai pemimpin geng terkenal Jimmy "Barbecue" Cherizier, dalam sebuah operasi yang meninggalkan beberapa kriminal tewas, kata otoritas, Sabtu (16/3).
Unit polisi nasional memasuki lingkungan Delmas pada Jumat malam dengan tujuan membuka jalan, demikian disampaikan oleh Lionel Lazarre dari serikat polisi Haiti.
Beberapa "bandit" tewas, katanya. Pernyataan polisi kemudian mengatakan petugas bertukar tembakan dengan para pria dari geng Cherizier, menyita senjata api, dan berhasil membuka blokade jalan.
Baca juga : Tak Mau Dievakuasi, Pemerintah Terus Pantau Kondisi Tujuh WNI di Haiti
"Strategi baru sedang diterapkan oleh polisi dengan tujuan mendapatkan kembali area-area tertentu yang diduduki oleh geng bersenjata ini dalam beberapa hari terakhir, untuk memfasilitasi pergerakan bebas warga yang damai," demikian pernyataan itu, tanpa memberikan rincian.
Operasi lain sedang berlangsung pada Sabtu pagi saat penegak hukum berusaha mendapatkan kembali kendali atas pelabuhan utama ibu kota, di mana geng-geng telah merampok beberapa kontainer, kata sumber di pelabuhan kepada AFP.
Pelabuhan telah ditutup sejak 7 Maret karena kekerasan.
Baca juga : AS Evakuasi Diplomatnya di Haiti
Warga Haiti tegang dalam beberapa hari terakhir menunggu pengumuman tentang pembentukan badan pemerintahan transisi yang dimaksudkan untuk mengembalikan stabilitas ke negara miskin itu, yang dilanda kekerasan geng dan dibiarkan terisolasi dari dunia luar.
Beberapa orang berharap dewan transisi dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Perdana Menteri Ariel Henry yang akan pergi, yang pergi karena tekanan dari serangan oleh geng yang mengendalikan 80% dari ibu kota.
Namun banyak yang menentang pembentukan dewan transisi yang akan datang, langkah yang didukung oleh badan regional Karibia CARICOM, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Amerika Serikat.
Negara itu memiliki sejarah intervensi asing yang panjang dan brutal, dari pendudukan Amerika selama 20 tahun pada awal 1900-an hingga wabah kolera mematikan yang terkait dengan misi pemeliharaan perdamaian PBB pada 2010-an. (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
KPAI: 18 Remaja di Padang Dipukul, Disundut Rokok, Disetrum, hingga Disuruh Guling-Guling
Keterangan Saksi Kunci Kematian Afif Maulana di Padang: Disundut dan Ditendang Polisi
Dua Tersangka Pembunuhan Perempuan Tukang Pijat Ditangkap
Rayakan HUT Ke-34, Ikatan Keluarga Dhira Brata 1990 Gelar Bakti Sosial
39 Polisi Diperiksa Terkait Tewasnya Afif Maulana
Kasus Tawuran, Polda Sumbar Yakin Afif Maulana Tewas bukan akibat Disiksa
Polres Batang Tangkap Belasan Gangster Pembunuh Anak Dibawah Umur
Polisi Buru Kelompok Gangster yang Meresahkan Warga di Semarang
53 Ribu Warga Haiti Tinggalkan Ibu Kota
Kondisi Memburuk di Haiti: Geng-Geng Menguasai, Negosiasi Pemerintahan Transisi Terhambat
Tak Mau Dievakuasi, Pemerintah Terus Pantau Kondisi Tujuh WNI di Haiti
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap