visitaaponce.com

Operasi Penegakan Hukum di Haiti Melawan Geng Barbecue

Operasi Penegakan Hukum di Haiti Melawan Geng 'Barbecue'
Operasi polisi di Port-au-Prince, Haiti, berhasil mengatasi geng 'Barbecue' yang dikenal, dengan menyita senjata api dan membersihkan blokad(AFP)

POLISI di Haiti menyita senjata api dan membersihkan blokade jalan di lingkungan Port-au-Prince yang dikuasai pemimpin geng terkenal Jimmy "Barbecue" Cherizier, dalam sebuah operasi yang meninggalkan beberapa kriminal tewas, kata otoritas, Sabtu (16/3).

Unit polisi nasional memasuki lingkungan Delmas pada Jumat malam dengan tujuan membuka jalan, demikian disampaikan oleh Lionel Lazarre dari serikat polisi Haiti.

Beberapa "bandit" tewas, katanya. Pernyataan polisi kemudian mengatakan petugas bertukar tembakan dengan para pria dari geng Cherizier, menyita senjata api, dan berhasil membuka blokade jalan.

Baca juga : Tak Mau Dievakuasi, Pemerintah Terus Pantau Kondisi Tujuh WNI di Haiti

"Strategi baru sedang diterapkan oleh polisi dengan tujuan mendapatkan kembali area-area tertentu yang diduduki oleh geng bersenjata ini dalam beberapa hari terakhir, untuk memfasilitasi pergerakan bebas warga yang damai," demikian pernyataan itu, tanpa memberikan rincian.

Operasi lain sedang berlangsung pada Sabtu pagi saat penegak hukum berusaha mendapatkan kembali kendali atas pelabuhan utama ibu kota, di mana geng-geng telah merampok beberapa kontainer, kata sumber di pelabuhan kepada AFP.

Pelabuhan telah ditutup sejak 7 Maret karena kekerasan.

Baca juga : AS Evakuasi Diplomatnya di Haiti

Warga Haiti tegang dalam beberapa hari terakhir menunggu pengumuman tentang pembentukan badan pemerintahan transisi yang dimaksudkan untuk mengembalikan stabilitas ke negara miskin itu, yang dilanda kekerasan geng dan dibiarkan terisolasi dari dunia luar.

Beberapa orang berharap dewan transisi dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Perdana Menteri Ariel Henry yang akan pergi, yang pergi karena tekanan dari serangan oleh geng yang mengendalikan 80% dari ibu kota.

Namun banyak yang menentang pembentukan dewan transisi yang akan datang, langkah yang didukung oleh badan regional Karibia CARICOM, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Amerika Serikat.

Negara itu memiliki sejarah intervensi asing yang panjang dan brutal, dari pendudukan Amerika selama 20 tahun pada awal 1900-an hingga wabah kolera mematikan yang terkait dengan misi pemeliharaan perdamaian PBB pada 2010-an. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat